Senin, 03 Desember 2012

Di BALI BEBAS HELM ASAL

(Senin, 03/12/2012)Sudah sepatutnya pengendara sepeda motor melengkapi dirinya dengan safety gear, minimal helm SNI / DOT. Kita tidak pernah 'tau, musibah yang menimpa dalam perjalanan. Namanya juga musibah …

Namun ada yang berbeda di Bali (Maaf warga bali, no heart feeling. I LOVE BALI). Dari hasil pantauan selama kurang lebih satu tahun di denpasar, saya sering menjumpai pengendara sepeda motor berpakaian adat melenggang bebas di jalan tanpa mengenakan helm. Dan anehnya, pihak kepolisian lalu lintas selaku penegak hukum (law enforcement) pun cuek bebek. Tidak ada teguran atau penindakan (tilang).
Pecalang Bali
Seorang Wanita Berpakaian Adat Bali
Jika dibandingkan dengan kota besar di Jawa seperti surabaya misalnya, aturan berkendara bersifat tegas, kaku, dan memaksa. Tidak pandang bulu siapa yang melanggar. Dan hasilnya cukup memuaskan. Saat ini kota surabaya menyandang gelar kawasan tertib lalu lintas.

OK … mungkin kultur budaya di Bali memang seperti itu adanya. Memberikan kemudahan warganya tanpa harus repot melepas-memakai udeng (penutup kepala pria bali). Pihak Kepolisian juga berbaik hati memberlakukan aturan sama bagi umat muslim berjilbab atau berkopyah (bebas helm). Tanpa teguran, tanpa penindakan.

Namun sayang, dari “kelonggaran” aturan tersebut, kerap disalahgunakan segelintir oknum. Seperti foto dibawah ini ...
Tanpa Mengenakan Helm, Seorang Wanita Terlihat Santai Mengendarai Sepeda Motornya
Jalan-Jalan Sore di Denpasar

Jelas-jelas kepentingan mereka untuk sekedar jalan-jalan sore, bukan untuk ke masjid. Daripada ribet pakai helm, "ngakal" pakai baju muslimah saja biar bebas tilang ... Faktor keselamatan di jalan, kira-kira jadi nomor berapa ya?

Tidak ada komentar :

Posting Komentar