Sobat doyan sate? Sate apa aja, bebas, mau ayam, kambing, kelinci, kuda, biawak, terserah yang penting sate. Saya pikir, hampir diseluruh pelosok jawa bali (entah di pulau lain, soalnya belum pernah ke sana) rombong sate selalu dijejali pembeli. Mulai dari sate Padang, Madura, sampai Ponorogo. Namun, setelah membaca artikel ini, akankah sobat tetap menggemari makanan ini? Ataukah justru menghindarinya?
Mungkin, sudah banyak orang membahas kejadian seperti ini. Awalnya sih, saya cuek bebek. Toh, kejadian yang diceritakan orang belum terjadi di depan kedua mata saya (ngga ngarep, sih), sampai pada akhirnya, kejadian juga. Huffftt...
Andaikan sobat sedang asik menyantap sate, bercengkrama dengan pacar, rekan kerja, atau teman. Di sebelah sobat, ada piring bekas makan orang lain, si penjual menghampiri piring kotor itu, mengambilnya dan meletakkannya di belakang bagian cuci piring.
Selesai makan, sobat menghampiri si penjual untuk membayar. Lalu, bagaimana rasanya ketika itu, sobat mendapati bekas tusuk sate yang kotor, dicuci ala kadarnya, dikeringkan, lantas dipergunakan lagi?
Di antara ember berwarna putih itu, terlihat bekas tusuk sate dikumpulkan |
Dari beberapa teman yang saya mintai pendapatnya mengatakan JIJIK sebanyak 80 persen, sedangkan sisanya bilang sok diplomatis, “Seharusnya ngga boleh tusuk sate di pakai lagi. Ngga ilok..”.
Nah.. apa komentar sobat-sobat sekalian JIKA menemukan pedagang sate seperti yang diceritakan?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar