Kamis, 24 Oktober 2013

KOPI SAYA TIDAK MERAKYAT?

Secangkir Kopi (ilustrasi google)

Pada artikel Kopi Merak VS Kapal Api, saya bercerita tentang perbandingan kedua kopi itu mengenai tekstur rasa, aroma, tingkat keasaman, dsb. Di artikel itu, saya juga bercerita ‘kebiasaan’ saya meminum kopi.

Siang ini, saya tengah berkumpul dengan rekan-rekan kerja bagian sirkulasi alias bagian distribusi. Divisi inilah yang bertugas mengantar koran sampai ke tangan pelanggan di berbagai wilayah Denpasar. Di tengah perbincangan itu, salah satu rekan dari divisi ini sempat nyeloteh lucu ketika lidah mereka terasa asam, gatal ingin meminum kopi..


Kopinya Darwin pahit, ngga merakyat!” itulah kalimat yang terucap dan salah satu rekan ngeloyor pergi ke bagian dapur untuk membuat kopi sachet’an. Saya yang mendengar celotehan itu, hanya bisa tertawa kecil. Tiap hari, saya memang selalu membawa sebuah termos berukuran sedang. Isinya tentu saja, kopi tanpa gula. Karena saking pahit dan asamnya kopi itu, mereka bilang seperti minum obat, mereka jadi malas minta kopi buatan saya. Ha3Ha.

Menambahkan gula pada kopi, saya rasa akan merusak rasa asli dari kopi itu. Belum lagi resiko terkena penyakit diabetes.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar