sumber: google |
Saya TAKJUB dengan pengendara sepeda
motor di Kota Bandung! Gaya mengendarainya sungguh ekstrim dan luar biasa hebatnya!
Kelincahan pengendara mengocek motor
di tengah padatnya arus lalu lintas bisa jadi lebih hebat ketimbang aksi salip-menyalip
Valentino Rossi atau Lorenzo di lintasan sirkuit MotoGP.
Saya perhatikan, jalan
raya sudah seperti ajang kontes adu balap motor. Para pengendara saling adu serobot,
tidak mau mengalah dan mementingkan ego masing-masing. Bertindak ugal-ugalan
membahayakan keselamatan pengendara lain. Siapa cepat dan paling jago meliuk-liuk
di jalan dialah pemenangnya. Hukum rimba berlaku. Pengendara lelet? Bersiaplah
dipepet atau di klakson pengendara lain. Semakin dekat dengan maut dan berhasil
melewatinya, semakin bangga. Seperti ada kepuasan batin tersendiri yang tak
ternilai harganya. Melanggar aturan rambu lalu-lintas pun mereka anggap sepele.
Itu di Bandung, bagaimana kalau di Jakarta? Wah.. saya tidak berani
membayangkannya!
Meski mereka berkendara
seperti kerasukan setan, ajaibnya, saya jarang menemui kecelakaan lalu lintas
akibat perbuatan mereka sendiri. Sakti, bukan?
“Sepandai-Pandainya Tupai Melompat, Pasti Akan Jatuh
Juga”
Senin siang (16/12), Telah terjadi kecelakaan melibatkan 2 pengendara sepeda
motor jenis bebek dan matic di
Jl.Kiaracondong. Kronologinya: Pengendara sepeda motor bebek melaju dari arah
Kiaracondong mengarah SoekarnoHatta. Sedangkan pengendara matic dari arah
sebaliknya dan melakukan U-Turn di dekat Borma.
Setelah U-Turn, mungkin si
pengendara matic terlalu ke tengah jalur atau bagaimana, disikatlah dia oleh
pengendara sepeda motor bebek, BRUAKKK! Terpental lah mereka sejauh kurang
lebih 2 hinga 3 meter dari titik benturan.
Warga di sekitar tempat
kejadian langsung berhamburan mengevakuasi pengendara beserta sepeda motor ke bahu
jalan agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
Setelah memastikan tubuh
mereka tidak ada luka serius, mereka kemudian memeriksa kendaraan masing-masing
apakah ada kerusakan cukup parah atau tidak. Jika saya melihat reaksi mereka
sih, sepertinya tidak ada luka atau kerusakan yang serius. Untunglah.
Cek badan sudah, cek sepeda
motor juga sudah, sekarang menenangkan shock pasca kejadian nahas. Saya lihat,
hampir bersamaan mereka mengambil sebungkus rokok dari saku celana, menyalakan
sebatang, mengisapnya dalam, lalu dihembuskannya asap tembakau itu ke udara
penuh nikmat. Melihat aksi mereka, saya jadi teringat sewaktu mengalami
kecelakaan di kota pudak beberapa tahun lalu dan saya juga melakukan hal yang
sama untuk menghilangkan panik, ngerokok. He2He.
Tak lama kemudian, salah
satu diantara mereka datang menghampiri. Inilah moment menegangkan. Ponsel saya
aktifkan ke video camera. Bersiap merekam
apapun yang akan terjadi. Keduanya mulai berbincang. Saya bersiap merekam dan
berlari mendatangi mereka untuk mendapatkan gambar bagus (kebangetan :p).
Ekspresi mereka terlihat
santai. Jauh dari kata tegang. Mereka lantas bersalaman lalu melanjutkan
perjalanan. “Lho? Kok endingnya gitu?” batin saya. Ngga ada adu jotos,
maki-maki, atau apa gitu kek? Tidak ada teriakan warga “BAKAR.. BAKAR!”. Saya
tidak tahu pasti, apa yang mereka bicarakan. Apakah keduanya merasa bersalah?
Bisa jadi. Ending yang kurang seru namun patut ditiru. Menyelesaikan masalah
TANPA ribut-ribut.
Menurut pengalaman saya
di Surabaya ataupun di Denpasar. Seringkali, kejadian kecelakaan berakhir
ricuh. Ada yang saling mengumpat habis-habisan, ada yang dorong-dorongan kemudian
adu jotos, ada yang pura-pura merintih kesakitan (padahal ngga sakit sama
sekali), ada yang jalannya sok-sok pincang terseok-seok, bahkan ada yang
pura-pura pingsan tergeletak di tengah jalan dan tidak sadarkan diri! Serius..!!
Tujuannya apalagi kalau bukan MEMERAS
isi dompet dan isi ATM!! Mereka pikir kesempatan dalam kesempitan, mumpung lagi
kejadian, kapan lagi dapat duit banyak? Dasar.
Ternyata, dibalik
kesaktian warga Bandung dalam mengendarai sepeda motor yang terkesan
ugal-ugalan dan kesetanan, bisa juga mereka menyelesaikan masalah tanpa harus adu
fisik. Salut!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar