Cuaca
di seputaran By Pass Ngurah Rai, Padang Galak - Sanur, Bali pada
siang hari (Selasa, 23/9) itu tampak cerah. Saking cerahnya sampai
tak ada awan tipis sekali pun. Sejauh mata ini memandang, yang
terlihat hanyalah bentang angkasa luas berwarna biru tua. Tak lama
kemudian, seorang wanita mengendarai motor matic
mendahului laju kendaraan saya dengan kecepatan sedang, kira-kira 50
km/jam.
![]() |
Pengendara Ini Membahayakan Diri Sendiri Terlebih Anaknya Yang Masih Balita |
Saya
lihat, wanita itu tengah memeluk anaknya yang masih balita di tangan
kirinya tanpa
dibelit tali atau kain pengaman
seperti kebanyakan wanita membawa anak selagi dalam perjalanan,
sedangkan tangan kanannya memegang kendali motor.
Di sepanjang
perjalanan, sang anak yang mengenakan jaket warna merah muda tampak
tertidur pulas karena kelelahan.
Mendekati
persimpangan jalan, jari telunjuk dibarengi jari tengah wanita paruh
baya itu mulai menarik perlahan handle
rem depan, laju kendaraannya pun berkurang kemudian ia berhasil
berhenti di belakang garis marka jalan stop.
Jujur saja, saya
merasa ngeri menyaksikan wanita itu berkendara. Menurut penilaian
saya, secara tidak langsung ia telah membahayakan diri sendiri
terlebih nyawa buah hatinya.
Di
benak saya muncul banyak pertanyaan, seperti jika ia hendak berpindah
lajur atau berbelok, bagaimana caranya menyalakan lampu sign untuk
memberitahukan kendaraan di belakangnya? Bagaimana cara dia
membunyikan klakson? Belum lagi jika nanti ada jalan bergelombang,
berlubang atau berpasir. Sanggupkah tangan kanan seorang wanita
mengendalikan sekaligus menahan goncangan dalam waktu bersamaan?
Kalau nanti ada kendaraan lain yang memotong lajurnya lalu rem
mendadak, bagaimana? Bisakah ia menarik handle
rem depan tanpa terselip?
Saya sih tidak
menginginkan ia tertimpa musibah selama dalam perjalanan. Namanya
juga musibah, kita tidak pernah tahu kapan atau dari mana datangnya.
Menjadi pelajaran
bagi kita semua, kedepannya jangan sampai kita melakukan aksi nekat
wanita ini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar