Di
kantor tempat saya kerja sekarang, PT.Dreamboat,
ada satu pegawai asal Timor bernama Righteous
Achas Anselmus Obe
(20) atau biasa dipanggil “Ansel”. Ia cukup menarik perhatian
saya karena tubuhnya paling kecil diantara seluruh staff kantor.
Tidak hanya itu, ia juga selalu tersenyum tiap saat. Entah saat
bertegur-sapa, berbincang sampai dimarahi sekali pun ia tetap
menunjukkan ekspresi yang sama, yakni menunjukkan deretan gigi
putihnya yang cemerlang. Itu lah kenapa saya jadi simpatik kepadanya.
Melihat kebiasaannya senyum, maka saya juluki dia “Mr.
Smiling Man”.
![]() |
Ansel tengah memperhatikan area tugasnya pada sebuah tablet |
Namun
siapa sangka, di balik tubuh mungil dan senyum berkilaunya, ia
memiliki semangat juang yang begitu besar. Belakangan saya baru tahu
jika dirinya ambil kerjaan lain selain di PT.Dreamboat,
yakni bekerja di sebuah restoran kecil “Sama-Sama” Jln.Cemara No
73, Sanur. Karena penasaran saya tanya langsung ke dia, “Untuk apa
sih uang sebesar itu sampai ngotot
ambil dua kerjaan?”
“Iya
mas, uangnya untuk dikirim ke orangtua sekalian bantu adik-adik saya
sekolah,” jawabnya polos tanpa beban.
Deg! Sontak saya
terharu sekaligus salut kepadanya begitu mendengar penuturannya.
Bayangkan, di usia sangat muda ia bisa berpikiran mulia seperti itu.
Bagaimana saya tidak terenyuh, coba?!
Ansel sendiri adalah
anak ke-dua dari tujuh bersaudara. Menurut pengakuannya, sejak
menimba ilmu di salah satu Sekolah Menengah Atas daerah Batu Bulan,
ia sudah terbiasa sekolah sembari kerja.
“Mumpung
masih muda, tenaganya masih kuat” tuturnya ramah kepada penulis,
Kamis (6/11) pagi.
Selain membantu
kedua orangtua serta meringankan biaya sekolah kelima adiknya di
kampung halaman, ia juga memiliki beban tanggungan sebuah sepeda
motor merek Minerva yang wajib ia cicil tiap bulannya.
“Jadi
uang gaji dari sini (Dreamboat) saya pakai untuk bayar kost, cicilan
motor, uang makan dan segala keperluan hidup lainnya. Sedangkan gaji
dari restoran saya kirim semua ke orangtua” ujar lulusan D1 Sekolah
Pariwisata Singaraja ini berterus terang.
Kekaguman saya kian
bertambah saat dirinya menjelaskan secara singkat rencana jangka
panjang hidupnya. Suatu hari nanti, ia ingin jadi seorang pengusaha
di tanah kelahirannya, Timor Leste.
“Saya
ingin buka usaha di Timor Leste. Tunggu uang sampai terkumpul Rp. 20
juta. Setelah itu, saya mau cari tahu tentang bisnis apa yang
sekiranya bagus disana. Alasan saya buka usaha disana, ya, karena
Timor masih negara berkembang. Jadi, prospeknya masih bagus”
tutupnya.
Meski
wawancana ini hanya berlangsung singkat tidak lebih dari dua puluh
menit, akan tetapi saya bisa menangkap banyak makna di dalamnya.
Bagaimana seorang pemuda seumuran Ansel bisa menyusun rencana hidup
sedemikian matangnya. Jauh dari kesan buang waktu atau hanya sekedar
main-main tanpa maksud tujuan yang jelas. Terus semangat dan berjuang
Mr.Smiling
Man!
Saya salut dengan usaha keras anda! Kalau sukses nanti, jangan
lupakan saya dan Mas Iwan, ya ...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar