Qiren, puteri tunggal dari Vika, salah seorang
mantan staff accounting Vijaya, merayakan ulang tahunnya yang ketiga, Jumat
malam (21/11). Selain dihadiri oleh kerabat terdekat, dalam acara itu juga turut
hadir pasangan Bli Komang dan Gek Eka, Gerry Elly dan Soraya serta tak
ketinggalan saya dan Ruth.
Sebelum tiba di lokasi acara, kami berempat (saya,
Ruth, Gerry Elly dan Soraya) sempat tersasar. Selain alamatnya kurang detail,
kami juga ‘buta’ kawasan itu. Walhasil di antara kami berinisiatif menghubungi
Eka yang sudah sampai terlebih dahulu di sana. Eka kurang begitu mengerti,
kemudian ponsel itu diberikan ke Komang. Eh, instruksinya malah makin gak jelas. “Lurus aja, mentok belok
kiri, trus habis itu mentok belok kanan, trus mentok lagi belok kiri,” ujar
Komang. Saya sudah curiga, masa ke kiri dan ke kanannya bisa teratur begitu
sih? Tak beberapa saat kemudian suaminya Vika ambil komando dan akhirnya sampai
juga di tempat acara. Fyuh ... Kesalahan nih telepon Komang, pikir saya dalam
hati.
Sesaat setelah parkir motor, suami Vika yang tadi
sempat jemput kami di depan perumahan, segera menyodorkan telapak tangan
kanannya menyambut kedatangan kami. Begitu juga dengan Vika. Ekspresi wajahnya
menunjukkan kegembiraan yang membuncah. Maklum, sudah lama para kaum wanita ini
(Soraya, Eka, Vika dan Ruth) sudah lama tak kumpul bersama. Ruth dan Soraya
masih di Vijaya, Eka kerja di daerah Gatsu Barat dan Vika memutuskan jadi
seorang ibu rumah tangga.
Pada malam itu, suami Vika tampak mengenakan kaos
berwarna biru muda, rambutnya di potong mengikuti tren anak muda zaman
sekarang. Bagian tengah ke bawah dipangkas habis menyisakan satu atau dua
sentimeter. Sedangkan atasnya dibiarkan panjang. Vika terkesan tampil lebih
girly, mengenakan kaos dominasi warna putih dipadu rok selutut kombinasi warna
putih dan hitam bergaris horizontal. Sedangkan Qiren terlihat cantik layaknya
seorang princess, memakai baju
terusan (bener ngga sih? Bajunya nyambung dari atas sampai bawah) warna putih
dan merah. Di bagian tengah bajunya melekat aksesoris berbentuk bunga.
Beberapa lama kemudian, sejumlah tamu undangan
mulai berdatangan menempati kursi plastik yang telah disediakan.
![]() |
| Para wanita tengah reuni temu kangen setelah berpisah sekian lama.(Kiri ke kanan: Vika, Soraya, Ruth dan Eka) |
Selagi menunggu puncak acara, para kaum wanita
sudah asik berkumpul cerita ke sana-sini. Terdengar suara tawa renyah diantara
mereka berempat. Kami para lelaki pun tak ingin kalah dengan mereka. Entah
siapa yang memulai (tapi kayaknya sih saya, :p) membahas persoalan cukup serius
dan berat, kapan nikah? Huahahahaha. Raut wajah mereka (Gerry Elly dan Komang)
langsung berubah ketika ditanya masalah satu ini. Apalagi saat masuk
perhitungan biaya pernikahan. Makin galau lah mereka. Wajahnya berulangkali ditekuk
begitu membayangkan puluhan juta rupiah harus mereka persiapkan.
![]() |
| Perdebatan serius mulai tampak dikeduanya |
“Minim 30 juta, tapi kalau sekarang (karena bbm
sudah naik) bisa jadi sekitar 50 juta. Itu juga sederhana.” ucap komang sambil
menatap segelas air minum yang ia pegang.
“Kalau di tempat saya mungkin sekitar 80 jutaan.
Soalnya harus beli sapi sama babi. Itu juga ngga cukup satu. Itu yang bikin
mahal.” Gantian Gerry Elly yang angkat suara.
“Weh ... 50 juta ya? Hemmm ... udah bisa beli motor
ninja 250 tuh!” ujar saya santai bersenda gurau.
Saya sih santai saja, tapi dua pemuda ini, lama
kelamaan pembicaraan seputar pernikahan makin dalam, raut muka mereka kian
lesu. Beberapa kali Gerry Elly terlihat tarik napas dalam kemudian
menghembuskannya dengan pasrah.
“Bro, kalau umur segitu mah belum pusing, ntar ya,
kalau umurnya udah mulai 27, mulai kerasa deh. Soalnya kan pihak wanita umur
segitu udah waktunya nikah,” saya makin memanasi mereka.
Makin stress lah mereka jadinya. Apalagi Gerry
Elly, huahahaha.
![]() |
| Selamat berulang tahun yang ketiga, Qiren |
Tepat pada pk 20.10 Wita, acara utama pun dimulai. Sebuah
meja kayu diletakkan tepat di depan pintu masuk kamar. Setelah ditata
sedemikian rupa, kue ulang tahun warna pink
lengkap dengan lilin merah berbentuk angka tiga ditaruh di atas meja tersebut. Dari
dalam kamar, terdengar alunan musik bertema ulang tahun. Para undangan pun
mulai bertepuk tangan sembari menyanyi selamat ulang tahun bebarengan. Qiren yang
sudah memakai topi kerucut warna merah diminta meniup api lilin yang menyala
dan huuuufffffff ... padam lah apinya. Horeeeee ... selamat ulang tahun yang
ketiga ya, Qirennnnn. Jangan lupa berdoa, ya Nak ^_^.
Setelah api lilin mati, kue itu lalu dibagi-bagikan
ke para undangan.
Sehabis itu, acara selanjutnya makan malam bersama.
Deretan makanan diatur sedemikian rupa membentuk deretan panjang. Pada waktu
itu, belum ada tamu yang berani menyentuh hidangan tersebut. Tanpa membuang
waktu, saya ambil piring dan mengambil menu yang telah disediakan disusul
kemudian Komang dan Elly. Meski acaranya sederhana, namun berjalan cukup
meriah.
Sekitar pk. 21.30, kami pamit undur diri ke tuan
rumah karena sudah mulai larut malam dan kedua mata ini mulai mengantuk. Saya
juga heran, baru jam segitu kok sudah ngantuk ya? Wah, jangan-jangan makanan
yang tadi disajikan ada obat tidurnya nih! Hehehehe ... ngga kok, becanda :p.







Tidak ada komentar :
Posting Komentar