Minggu, 23 November 2014

Qiren Berulang Tahun Yang Ketiga

Qiren, puteri tunggal dari Vika, salah seorang mantan staff accounting Vijaya, merayakan ulang tahunnya yang ketiga, Jumat malam (21/11). Selain dihadiri oleh kerabat terdekat, dalam acara itu juga turut hadir pasangan Bli Komang dan Gek Eka, Gerry Elly dan Soraya serta tak ketinggalan saya dan Ruth.

Sebelum tiba di lokasi acara, kami berempat (saya, Ruth, Gerry Elly dan Soraya) sempat tersasar. Selain alamatnya kurang detail, kami juga ‘buta’ kawasan itu. Walhasil di antara kami berinisiatif menghubungi Eka yang sudah sampai terlebih dahulu di sana. Eka kurang begitu mengerti, kemudian ponsel itu diberikan ke Komang. Eh, instruksinya malah makin gak jelas. “Lurus aja, mentok belok kiri, trus habis itu mentok belok kanan, trus mentok lagi belok kiri,” ujar Komang. Saya sudah curiga, masa ke kiri dan ke kanannya bisa teratur begitu sih? Tak beberapa saat kemudian suaminya Vika ambil komando dan akhirnya sampai juga di tempat acara. Fyuh ... Kesalahan nih telepon Komang, pikir saya dalam hati.

Sesaat setelah parkir motor, suami Vika yang tadi sempat jemput kami di depan perumahan, segera menyodorkan telapak tangan kanannya menyambut kedatangan kami. Begitu juga dengan Vika. Ekspresi wajahnya menunjukkan kegembiraan yang membuncah. Maklum, sudah lama para kaum wanita ini (Soraya, Eka, Vika dan Ruth) sudah lama tak kumpul bersama. Ruth dan Soraya masih di Vijaya, Eka kerja di daerah Gatsu Barat dan Vika memutuskan jadi seorang ibu rumah tangga.



Pada malam itu, suami Vika tampak mengenakan kaos berwarna biru muda, rambutnya di potong mengikuti tren anak muda zaman sekarang. Bagian tengah ke bawah dipangkas habis menyisakan satu atau dua sentimeter. Sedangkan atasnya dibiarkan panjang. Vika terkesan tampil lebih girly, mengenakan kaos dominasi warna putih dipadu rok selutut kombinasi warna putih dan hitam bergaris horizontal. Sedangkan Qiren terlihat cantik layaknya seorang princess, memakai baju terusan (bener ngga sih? Bajunya nyambung dari atas sampai bawah) warna putih dan merah. Di bagian tengah bajunya melekat aksesoris berbentuk bunga.

Beberapa lama kemudian, sejumlah tamu undangan mulai berdatangan menempati kursi plastik yang telah disediakan.

Para wanita tengah reuni temu kangen setelah berpisah sekian lama.(Kiri ke kanan: Vika, Soraya, Ruth dan Eka)

Selagi menunggu puncak acara, para kaum wanita sudah asik berkumpul cerita ke sana-sini. Terdengar suara tawa renyah diantara mereka berempat. Kami para lelaki pun tak ingin kalah dengan mereka. Entah siapa yang memulai (tapi kayaknya sih saya, :p) membahas persoalan cukup serius dan berat, kapan nikah? Huahahahaha. Raut wajah mereka (Gerry Elly dan Komang) langsung berubah ketika ditanya masalah satu ini. Apalagi saat masuk perhitungan biaya pernikahan. Makin galau lah mereka. Wajahnya berulangkali ditekuk begitu membayangkan puluhan juta rupiah harus mereka persiapkan.

Perdebatan serius mulai tampak dikeduanya

“Minim 30 juta, tapi kalau sekarang (karena bbm sudah naik) bisa jadi sekitar 50 juta. Itu juga sederhana.” ucap komang sambil menatap segelas air minum yang ia pegang.

“Kalau di tempat saya mungkin sekitar 80 jutaan. Soalnya harus beli sapi sama babi. Itu juga ngga cukup satu. Itu yang bikin mahal.” Gantian Gerry Elly yang angkat suara.

“Weh ... 50 juta ya? Hemmm ... udah bisa beli motor ninja 250 tuh!” ujar saya santai bersenda gurau.

Saya sih santai saja, tapi dua pemuda ini, lama kelamaan pembicaraan seputar pernikahan makin dalam, raut muka mereka kian lesu. Beberapa kali Gerry Elly terlihat tarik napas dalam kemudian menghembuskannya dengan pasrah.

“Bro, kalau umur segitu mah belum pusing, ntar ya, kalau umurnya udah mulai 27, mulai kerasa deh. Soalnya kan pihak wanita umur segitu udah waktunya nikah,” saya makin memanasi mereka.

Gerry Elly: "Duh ... 80 juta mesti kumpulin duit berapa lama? Keburu tua duluan". 

Makin stress lah mereka jadinya. Apalagi Gerry Elly, huahahaha.

Selamat berulang tahun yang ketiga, Qiren

Tepat pada pk 20.10 Wita, acara utama pun dimulai. Sebuah meja kayu diletakkan tepat di depan pintu masuk kamar. Setelah ditata sedemikian rupa, kue ulang tahun warna pink lengkap dengan lilin merah berbentuk angka tiga ditaruh di atas meja tersebut. Dari dalam kamar, terdengar alunan musik bertema ulang tahun. Para undangan pun mulai bertepuk tangan sembari menyanyi selamat ulang tahun bebarengan. Qiren yang sudah memakai topi kerucut warna merah diminta meniup api lilin yang menyala dan huuuufffffff ... padam lah apinya. Horeeeee ... selamat ulang tahun yang ketiga ya, Qirennnnn. Jangan lupa berdoa, ya Nak ^_^.

Setelah api lilin mati, kue itu lalu dibagi-bagikan ke para undangan.

Seusai makan, suasananya udah ngga begitu galau

Sehabis itu, acara selanjutnya makan malam bersama. Deretan makanan diatur sedemikian rupa membentuk deretan panjang. Pada waktu itu, belum ada tamu yang berani menyentuh hidangan tersebut. Tanpa membuang waktu, saya ambil piring dan mengambil menu yang telah disediakan disusul kemudian Komang dan Elly. Meski acaranya sederhana, namun berjalan cukup meriah.


Sekitar pk. 21.30, kami pamit undur diri ke tuan rumah karena sudah mulai larut malam dan kedua mata ini mulai mengantuk. Saya juga heran, baru jam segitu kok sudah ngantuk ya? Wah, jangan-jangan makanan yang tadi disajikan ada obat tidurnya nih! Hehehehe ... ngga kok, becanda :p.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar