Dua hari menjelang hari raya Nyepi,
aktifitas berbelanja masyarakat Bali mulai menunjukkan peningkatan. Mulai dari
toko sembako, pasar tradisional, mini
market, pasar swalayan hingga supermarket,
hampir seluruhnya diserbu warga. Kebanyakan mereka membeli kebutuhan bahan
pokok untuk dikonsumsi selama Nyepi.
Pasar swalayan Tiara Dewata yang terletak di jalan Mayor Jendral Sutoyo No 55,
Denpasar, contohnya. Dari akses pintu masuk parkir kendaraan baik roda dua
maupun empat sudah terjadi antrian panjang. Beberapa petugas parkir yang bertugas
tampak kewalahan mengatur posisi kendaraan serapih mungkin khususnya kendaraan
roda empat. Suara sempritan terdengar berulang-kali memekakkan telinga. Pusat
perbelanjaan satu ini memang sering dituju masyarakat karena harganya yang
terjangkau.
Lantas bagaimana dengan suasana di dalam?
Seperti semut sedang mengerumuni gula! Para pembeli harus rela berdesak-desakan
layaknya di pasar tradisional. Untung AC di sana masih mampu mendinginkan
ruangan. Jika tidak, kebayang dong bagaimana pengapnya udara di dalam.
Tumpukan tas keranjang warna merah yang
biasanya tersedia di pintu masuk semua habis terpakai. Tinggal troli dorong yang
masih tersedia. Tapi kalau pakai troli, pasti nanti repot dorongnya karena ukurannya
besar. Kurang efektif diajak blusukan. Terpaksa saya mengandalkan kekuatan tangan
menenteng sejumlah barang belanjaan. Lagipula barang yang mau saya beli juga
tidak begitu banyak.
Sedangkan produk yang paling banyak diborong
adalah daging, sayur mayur, snack, mie instant dan buah. Para pegawai tampak
sibuk mengisi kembali stok display yang mulai kosong.
Sejauh pantauan saya, semua berjalan
tertib dan kondusif.
Selesai belanja, jangan keburu bernapas
lega. Kita masih harus ikut antrian di kasir untuk melakukan proses pembayaran.
Bagian inilah yang menurut saya paling membosankan. Saya habiskan waktu kurang
lebih 30 menit ikut antrian hingga akhirnya dilayani oleh mbak kasir yang
mukanya tampak pucat karena lelah.
Bagaimana dengan jumlah nominal
transaksinya? Cukup fantastis! Mbak-mbak di depan saya bawa dua keranjang terisi
penuh segala keperluannya, saya intip total angka yang tertera di layar mesin
kasir mencapai Rp 570 ribu. Itu baru pembeli yang bawa keranjang, belum yang
troli.
Saya pikir, ini Nyepi-nya cuma sehari
tapi belanjaannya kok banyak sekali seperti ngga
boleh keluar rumah selama satu minggu?
Masih ada satu hari lagi sebelum semua kegiatan
di shutdown. Saya yakin besok
kegiatan berbelanja jauh lebih heboh. Pasalnya banyak pedagang asal Jawa
memilih pulang ke kampung halaman. Berarti jumlah pedagang berkurang sedangkan jumlah
pembeli meningkat tajam. Tidak menutup kemungkinan terjadi adu mulut
memperebutkan barang belanjaan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar