Rabu, 24 Juni 2015

TPA Ditutup, Pelaku Usaha Kuras Limbah Kelimpungan

Demonstran Membentangkan Spanduk Berisi Keluhan di Depan Kantor Gubernur Bali, Selasa (23/6) Pagi.

Denpasar – Puluhan truk kuras limbah parkir di depan kantor Gubernur Bali jalan Basuki Rachmat No 1, Denpasar, Selasa (23/6) pagi. Mereka datang bukan karena dapat mega proyek dari pejabat melainkan untuk berdemo.

Puluhan Truk Kuras Limbah Parkir di Depan Kantor Gubernur Bali

Para pekerja itu tampak bergerombol di depan gerbang akses masuk yang dipalang oleh petugas keamanan. Sebuah spanduk berukuran sekitar 5 x 3 meter itu dibentangkan yang mana isinya mengeluhkan ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung tanpa alasan yang jelas.

Koordinator Aksi Tengah Diwawancarai Jurnalis Mainstream Sesuai Demo

Seorang pria paruh baya mengenakan topi terlihat berorasi melalui pengeras suara memperjuangkan aspirasi mereka agar didengar oleh anggota dewan.

“Sudah hampir dua minggu kami tidak diperbolehkan membuang limbah di sana (TPA Suwung). Terpaksa kami menolak permintaan dari pelanggan. Kalau sudah begini bukan hanya kami yang rugi, masyarakat pun ikut kebingungan,” tutur Kapur, salah seorang demonstran ketika saya mintai komentar.

“Selain Suwung, limbahnya mau dibuang kemana lagi? Satu-satunya tempat ya hanya di sana saja,” imbuhnya.

Beberapa saat kemudian sejumlah pejabat daerah mendatangi para demonstran dan mengatakan bahwa aspirasi mereka diterima yang mana nantinya akan dibahas lebih lanjut.

Aksi yang berlangsung singkat tak lebih dari dua jam itu berjalan tertib dan kondusif. Penjagaan dari aparat kepolisian pun tidak terlalu ketat. Hanya menutup satu jalur jalan.

Setidaknya ada sepuluh perusahaan jasa kuras limbah dari Kodya Badung dan kota Denpasar yang mengikuti aksi demo itu.

Sebelum membubarkan diri, demonstran juga menyempatkan makan nasi bungkus bersama dan kemudian meninggalkan lokasi secara teratur tanpa pengawalan pihak kepolisian.

Salah Tulis

Jika diperhatikan lebih seksama, pada spanduk yang mereka bentangkan itu terdapat beberapa kata yang salah penulisannya. Tadinya saya kurang ngeh juga karena terlalu fokus pada jalannya kegiatan.

Lihat saja pada judulnya yang ditulis dengan huruf kapital berwarna merah menyala, “Wearning”. Tidak hanya itu, pada poin pertama tertulis kata “Limabah”. Poin keempat ada kata “Grean” dan terakhir di poin kelima ada kata “Kasi”. Begitu pula dengan tanda baca titik yang diletakkan setelah tanda seru.

Foto tersebut lantas saya upload ke media jejaring sosial Facebook. Saya penasaran sekaligus ingin melihat seperti apa komentar dari teman-teman di akun saya.

Berikut hasil komentar mereka

Tidak ada komentar :

Posting Komentar