Kondisi Rumah Di Bandung |
Sabtu(30/11) HOME SWEET HOME. Pepatah lama mengatakan, “Seenak-enaknya tidur di hotel
berbintang, masih jauh lebih enak tinggal di rumah sendiri” itu benar. Sejauh-jauhnya
orang rantau ke tanah orang pasti akan kembali ke tanah sendiri. Itulah yang
saya rasakan saat ini setelah sekian lama meninggalkan rumah di Bandung,
akhirnya saya kembali lagi ke sini. Rasanya seperti mimpi, bahkan tubuh saya
sampai bergetar begitu melihat rumah ini. Lantas, setelah sekian lama rumah itu tak berpenghuni, seperti apa kondisinya sekarang?
Laju sepeda motor revo yang
dikendarai Mang Baban (adik bungsu dari Papa) berhenti di depan sebuah rumah
berwarna putih gading di kawasan perumahan Ujung Berung, Bandung. Dari luar, rumah itu terkesan angker, ditumbuhi
rerumputan liar dan ‘dijaga’ dua pohon mangga yang dahannya menjulang tinggi seatap
rumah. Lalu, jika diamati lebih seksama lagi, plafon atap pada beberapa bagian
juga sudah runtuh dimakan rayap. Begitu juga dengan tiang kayu penyangga plafon
garasi mulai tampak lapuk, tinggal menunggu kapan jatuhnya tiang kayu itu.
Kondisi rumah itu sungguh mengenaskan karena lama ditinggal oleh sang
pemiliknya.
Meski begitu, di mata
saya, rumah itu tampak indah dan megah karena itulah rumah pribadi kedua orang
tua saya. Rumah yang dibeli Papa ketika saya masih kecil. Saya masih ingat,
waktu itu, saya sedang belajar naik sepeda roda tiga di depan rumah. Ah.. rumah
ini menyimpan banyak sekali kenangan perjalanan hidup saya sedari kecil sampai besar
seperti sekarang ini.
Masuk ke dalam rumah,
terlihat semua perabot dibungkus kain seprai agar terhindar dari kotoran debu. Meski
pun rumah itu kosong tak berpenghuni, saya bisa melihat bagaimana aktivitas Papa,
Mama dan adik saya, Turin, lengkap dengan percakapan yang biasanya mereka bicarakan
sehari-hari. Saya juga bisa merasakan di dalam rumah itu terpancar kehangatan kasih
sayang kedua orang tua saya.
Beralih ke teras
belakang, kondisinya tak jauh berbeda dengan halaman depan yang ditumbuhi
rerumputan. Bahkan pada tembok dinding, dihiasi sejenis tanaman rambat.
Sekilas, memang tampak mengerikan, menjalar tidak teratur.
Saya percaya dan yakin,
dengan sekembalinya saya ke rumah ini akan membawa perubahan. Nanti rumah ini
akan terlihat cantik dan terawat. Saya siap menyingsing lengan baju, membabat
habis tanaman yang tak sedap dipandang mata. Welcome Home, darwin ...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar