Semua orang pasti
pernah merasakan indahnya jatuh cinta. Ketika seseorang sedang
kasmaran, dunia seakan penuh warna. Ingin rasanya terus menerus
berada di dekatnya dan membahagiakan pasangan. Bagaimana caranya?
Salah satunya dengan cara memberi kejutan.
Seperti yang
dilakukan Sonni Wijaya (25) minggu kemarin atau tepatnya Jumat
(24/10). Pria asal Karawang ini berencana memberi surprise untuk
pujaan hatinya, Villa (24). Kebetulan penulis diminta ikut menemani
proses acara demi kelancaran rencana yang telah ia susun sedemikian
rupa beberapa hari belakangan. Lantas, seperti apa kejutan Sonni
untuk Villa?
Sesuai kesepakatan
bersama satu hari sebelumnya, begitu urusan pertama saya selesai,
saya diminta langsung menuju kostan Sonni di Jln. Tukad Gerinding,
Denpasar. Namun, belum juga sampai saya sudah ditelepon Sonni.
“Hallo
Kang? Akang posisi lagi dimana?” tanya Sonni.
“Ini
lagi di jalan mau pulang trus istirahat” goda saya.
“Yeeee
... akang. Trus gimana dong rencana ane nanti?” sahutnya protes.
“Lho
nanti siang jadi, Son? Ane kira batal”
“Ya
jadilah, Kang”
“Iya
... iyaaa, ini juga lagi on
the way
ke sana. Emang ente sekarang ini lagi dimana?” tanya saya.
“Ane
lagi di Sudirman pesen makanan spesial untuk Villa”
“Ya
udah, sampai ketemu di kostan ya” saya mengakhiri pembicaraan.
Sesampainya
saya di kostan, si Sonni malah belum datang. “Eee ... Sompret.
Katanya disuruh cepet, dianya malah belum balik” gerutu saya dalam
hati.
Lima belas menit
berlalu, dia akhirnya datang juga. Tangan kanannya menenteng kantung
plastik putih yang di dalamnya terdapat barang misterius.
“Habis
dari mana, Son?” tanya saya sekedar berbasa-basi.
“Habis
dari depan beli makan siangnya Villa” terangnya dengan ekspresi
puas bermandikan keringat sebesar biji jagung.
“Beli
apaan sih?” tanya saya penasaran menghampirinya.
“Beli
nasi Bento
sama Mini
Pizza”
ucapnya singkat.
Aiiishhhh
... istimewa punya nih! Langsung saja saya rebut plastik itu kemudian
melongok ke dalamnya. Di dalamnya saya melihat dua susun makanan.
Nasi Bento
berada
di bawah sedangkan Mini
Pizza-nya
di atas. Kedua hidangan itu masih terasa panas alias fresh
from the oven.
Mini pizza nya ini yang bikin saya ngiler seketika, bagaimana tidak?
Saya bisa lihat kejunya meleleh di bagian atas pizza. Sempat terbesit
untuk mencicipi barang sedikit saja, tapi karena ini untuk Villa ya
saya urungkan niatan cuil-cuil.
![]() |
Ini Mini Pizza-nya |
![]() |
Ini Nasi Bento-nya |
“Habis
ini mau kemana, Son?” tanya saya sembari ambil beberapa foto
dokumentasi kedua menu itu.
“Habis
ini saya pengen ke toko bunga di Jln Sutoyo” ujar Sonni penuh
semangat.
“Heeeh?!
Apaaa?! Ke toko bunga?! Serius nih Son?!” setengah kaget saya
dibuatnya begitu dengar toko bunga.
Sebetulnya
tidak ada yang salah, hanya saja saya merasa agak aneh mengunjungi
tempat macam itu. Saya tidak menyangkal kalau dulu pernah blusukan
ke toko bunga. Tapi itu duluuu, duluuuuuuuu sekali. Jika tak salah
ingat peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 2004 atau 2006'an deh.
Waktu itu saya antara masih duduk di bangku SMA atau awal masuk
kuliah. Baiklah kita kembali ke acara Sonni.
![]() |
Sesaat Sebelum Berangkat ke Toko Bunga |
Jarak kostan Sonni
ke Jln Sutoyo tidak begitu jauh, sekitar tiga kilometer atau
menghabiskan waktu kira-kira sepuluh menit mengendarai sepeda motor.
Setahu kami di sanalah toko bunga paling lengkap.
Setibanya kami di
sana, Sonni langsung berburu bunga mawar merah. Ia pilih bunga yang
merekahnya sempurna atau paling tidak terlihat bagus. Tidak layu atau
menghitam di bagian ujungnya. Dalam aksinya itu, beberapa kali saya
melihat Sonni mengendus-endus mawarnya kemudian meminta pendapat
saya.
“Yang
ini gimana Kang?” tanyanya sembari memperhatikan tiap bagian bunga.
“Ah
kurang bagus. Kalau yang ini gimana, Son? Atau mau beli yang warna
pink satu trus di sekelilingnya dikasih yang warna merah?” saya pun
tak ingin kalah memberi masukan.
“Seperti
ini maksud Akang?”
“Tapi
kok kayaknya komposisinya kurang pas. Merah semua aja deh kalau gitu”
“Kayak
gini, Kang?”
“Iya,
itu bagus”
Sampai
pada akhirnya bunga yang kami pilih, dirangkai sedemikian rupa oleh
penjualnya jadi satu ikat. Seusai membayar, kami langsung tancap gas
menuju kantor Villa di daerah Ubung agak sana'an
lagi.
Cuaca Denpasar
beberapa bulan belakangan memang terik menyengat. Apalagi saya lihat
jam tangan menunjukkan pk 12.00 Wita. Posisi matahari berada tegak
lurus di atas kepala kita. Walaupun kepanasan, kami tetap semangat
menjalankan aksi penuh romantis ini. Saya senang bisa membantu Sonni
dan Sonni pun gembira karena sebentar lagi kejutan yang telah ia
rancang akan sampai pada puncaknya.
“Kantornya
yang mana, Son?” tanya saya.
“Ummm
... sebentar, Kang. Dari POM Bensin butut agak kesana'an lagi kanan
jalan. Itu pom bensinnya .... teruuusss ... Nahhh, yang itu Kang!”
sahut Sonni mantap.
Motor yang saya
kemudikan saya putar arah, ambil posisi parkir yang pas di sisi jalan
kemudian melepaskan helm.
“Saya
telepon Villa-nya dulu ya, Kang”
“Eitsss
... jangan buru-buru, Son! Barang-barang yang gak perlu, ente taruh
di motor dulu aja. Ane mau buat video dokumentasinya dulu!” sergah
saya setengah memerintah. Saya rasa kurang afdol jika keseluruhan
dokumentasi artikel ini hanya berupa foto saja. Harus ada video
secara live
yang merekam semua momen dan ekspresi saat puncak acara. Saya beri
Sonni sedikit arahan tentang apa-apa yang harus diomongkan di depan
kamera. Layaknya seorang cameraman,
saya beri aba-aba ke Sonni. Satu, dua, tiga ... Beginilah puncak
acara pada siang hari itu.
Kembalinya
Villa ke kantor, berakhir pula acara menegangkan tersebut. Selama
dalam perjalanan pulang saya bersama Sonni, tiada henti-hentinya
Sonni sumringah ngga
jelas. Bahkan ia sampai mencium helm bagian belakang saya sambil
berujar “makasih ya Kang, makasih ya Kang”. Efek kegembiraan
Sonni pun tidak sampai di situ saja.
![]() |
Sewaktu melangsungkan makan
siang, Sonni masih saja tersenyum sendiri dan saya yakin, senyum itu
takkan pernah sirna tatkala ia melihat video tersebut. (dap)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar