Suara sirine meraung keras dari dua kendaraan
tanggap darurat bencana milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
Denpasar saat melintas di Jln Hayam Wuruk, Denpasar, Selasa (11/11) sore
sekitar pk.15.00 Wita. Kendaraan pertama yang bertugas membelah arus
lalu-lintas adalah truk pemadam kebakaran bernomor lambung 22 diikuti sebuah mobil
ambulans di belakangnya. Pada saat itu saya dalam perjalanan balik ke kost
karena pekerjaan sudah beres. Melihat kedua kendaraan itu datang dari arah
berlawanan, saya segera putar balik mengikutinya dari belakang. Penasaran, ada
kebakaran di daerah mana sih?
Namun sesampainya di dekat persimpangan Jln. Kapten
Japa, laju kedua kendaraan tersebut terhenti. Lho kenapa berhenti? Pikir saya
dalam hati. Apa disini lokasi kebakarannya? Tapi kok tidak ada asap putih yang
membumbung? Saya pun berinisiatif maju ke depan cari tahu penyebabnya.
Oalah, maksud hati ingin segera sampai di lokasi
kebakaran, apalah daya, mesin truk bermuatan ribuan galon air itu mati alias
mogok di tengah perjalanan. Karena posisi truk besar itu berhenti melintang di
tengah ruas jalan, maka kemacetan dua arah pun tak dapat dihindarkan. Setelah
sang pengemudi berusaha mencoba menyalakan mesin berulang kali namun tetap
gagal, mobil ambulans pun melanjutkan perjalanan menuju tempat kejadian
perkara.
Peristiwa ini jelas menarik perhatian warga dan
para pengguna jalan yang kebetulan berada didekatnya. Dikiranya ada kebakaran
disitu, padahal tidak. Tak lama kemudian, seluruh personel keluar dari dalam
kendaraan dan beristirahat sejenak dipinggir jalan sembari rokok’an. Sedangkan
salah seorang petugas terlihat sibuk menghubungi markas memberitahu kondisi
kendaraannya yang mogok lewat pesawat handy
talky. (dap)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar