Walau usia mereka tak lagi muda, namun mereka tetap
semangat dalam menjalani aktivtitas kesehariannya. Mereka enggan berdiam diri
di rumah, menghabiskan masa tua begitu saja tanpa perjuangan.
Kebetulan seharian ini saya bertemu dengan tiga sosok
orangtua yang menurut perkiraan saya berusia antara 50 tahun sampai 85
tahun'an. Apa saja aktivitas mereka? Berikut foto-fotonya.
1. Menunggu Sampah Botol
Plastik Hanyut
Pak Tua (begitu saya menjulukinya) ini sedang menunggu
sampah botol plastik yang hanyut terbawa arus di Jln. Tukad Yeh Aya IX,
Denpasar. Sebatang bambu berwarna kuning dengan panjang sekitar dua meteran
berkait besi pada ujungnya jadi alat bantu yang sangat berguna untuk mengangkat
sampah buruannya. Rencananya, kumpulan botol plastik itu akan ia setorkan ke
pengepul langganan. Di dekatnya tampak pula jaring dan sebilah arit. Besar
kemungkinan arit itu digunakannya menyabit rerumputan untuk diberikan kepada
hewan ternak miliknya.
2. Bekerja Sebagai Pengantar
Air Minum Kemasan
Bapak satu ini bekerja sebagai pengantar air minum
kemasan pada salah satu perusahaan ternama di Kota Denpasar. Saya menemuinya di
Jln. Tukad Yeh Aya IX, Denpasar. Satu lokasi dengan Pak Tua di atas. Jujur
saja, saya ngeri melihat dia angkat galon 19 liter dari bak mobil carry
kemudian meletakkannya di bawah. Saya takut tulang punggungnya kenapa-kenapa
mengingat usianya sudah kepala tua. Meski begitu, saya tetap acungkan dua
jempol untuk antusiasmenya yang tinggi.
3. Ibu Buruh Bangunan
Jangan pernah remehkan kekuatan dan kemampuan wanita
Bali! Setidaknya itulah pemikiran saya selama tiga tahun menetap di pulau
Dewata. Mereka tak segan dan mampu menunjukkan keperkasaannya setara dengan
kaum lelaki bekerja sebagai buruh bangunan. Bagi penduduk pendatang,
pemandangan ini mungkin terlihat ganjil. Masa iya wanita disuruh kerja berat
seperti itu? Tapi mau bagaimana lagi, hal ini sudah terjadi turun temurun dari
tahun ke tahun. Ibu berkaos kuning ini saya temui di Jln. Kenyeri, Denpasar.
Pada saat itu cuaca terasa terik menyengat karena posisi matahari berada persis
di atas ubun-ubun kepala. Beruntung, Ibu ini menutupi kepalanya dengan topi
agar tidak kepanasan. (dap)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar