Rabu, 05 November 2014

TERUS BERJUANG MESKI USIA TAK LAGI MUDA

Walau usia mereka tak lagi muda, namun mereka tetap semangat dalam menjalani aktivtitas kesehariannya. Mereka enggan berdiam diri di rumah, menghabiskan masa tua begitu saja tanpa perjuangan.

Kebetulan seharian ini saya bertemu dengan tiga sosok orangtua yang menurut perkiraan saya berusia antara 50 tahun sampai 85 tahun'an. Apa saja aktivitas mereka? Berikut foto-fotonya.

1. Menunggu Sampah Botol Plastik Hanyut




Pak Tua (begitu saya menjulukinya) ini sedang menunggu sampah botol plastik yang hanyut terbawa arus di Jln. Tukad Yeh Aya IX, Denpasar. Sebatang bambu berwarna kuning dengan panjang sekitar dua meteran berkait besi pada ujungnya jadi alat bantu yang sangat berguna untuk mengangkat sampah buruannya. Rencananya, kumpulan botol plastik itu akan ia setorkan ke pengepul langganan. Di dekatnya tampak pula jaring dan sebilah arit. Besar kemungkinan arit itu digunakannya menyabit rerumputan untuk diberikan kepada hewan ternak miliknya. 

2. Bekerja Sebagai Pengantar Air Minum Kemasan



Bapak satu ini bekerja sebagai pengantar air minum kemasan pada salah satu perusahaan ternama di Kota Denpasar. Saya menemuinya di Jln. Tukad Yeh Aya IX, Denpasar. Satu lokasi dengan Pak Tua di atas. Jujur saja, saya ngeri melihat dia angkat galon 19 liter dari bak mobil carry kemudian meletakkannya di bawah. Saya takut tulang punggungnya kenapa-kenapa mengingat usianya sudah kepala tua. Meski begitu, saya tetap acungkan dua jempol untuk antusiasmenya yang tinggi.

3. Ibu Buruh Bangunan




Jangan pernah remehkan kekuatan dan kemampuan wanita Bali! Setidaknya itulah pemikiran saya selama tiga tahun menetap di pulau Dewata. Mereka tak segan dan mampu menunjukkan keperkasaannya setara dengan kaum lelaki bekerja sebagai buruh bangunan. Bagi penduduk pendatang, pemandangan ini mungkin terlihat ganjil. Masa iya wanita disuruh kerja berat seperti itu? Tapi mau bagaimana lagi, hal ini sudah terjadi turun temurun dari tahun ke tahun. Ibu berkaos kuning ini saya temui di Jln. Kenyeri, Denpasar. Pada saat itu cuaca terasa terik menyengat karena posisi matahari berada persis di atas ubun-ubun kepala. Beruntung, Ibu ini menutupi kepalanya dengan topi agar tidak kepanasan. (dap)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar