Hingga
siang tadi, sekitar pk 12.00 Wita, ratusan warga terus berdatangan
memadati Tempat Kejadian Perkara (TKP) diketemukannya jenazah alm.
Angeline Megawe, 8, jalan Sedap Malam, Denpasar, Kamis (11/6) siang.
Mereka datang lantaran penasaran dan ingin melihat secara langsung proses olah TKP yang sedang berlangsung.
Walhasil
jalan raya yang biasanya lenggang itu berubah padat penuh sesak. Arus
kendaraan baik yang datang dari arah jalan Hangtuah maupun sebaliknya
tersendat serta mengakibatkan kemacetan cukup panjang hingga ratusan
meter. Aparat gabungan baik dari pihak kepolisian dan Dishub tak mampu
berbuat banyak untuk menertibkan warga.
"Saya pengen liat (TKP), mas, penasaran soalnya," tutur Sumiasih, salah seorang warga yang turut serta membawa anaknya yang masih balita.
Sejumlah awak media mainstream tampak sibuk mengolah dan mengumpulkan informasi dari berbagai narasumber baik masyarakat ataupun aparat yang sedang bertugas.
Sepintas
rumah yang dulunya sempat dihuni alm. Angeline terlihat reyot,
menyerupai gubuk. Jauh dari kata layak huni. Debu dimana-mana. Atapnya
terbuat dari seng dan penuh dedaunan yang telah gugur.
Di
sudut depan rumah terdapat dua pohon besar, sebelah kanan ada pohon
beringin dan sebelah kiri ada pohon bambu. Pohon beringin tersebut
memiliki akar-akar yang menjuntai ke bawah sehingga terkesan angker.
Sesekali dari dalam rumah terdengar gonggongan anjing yang bersahutan.
Pita kuning garis polisi dibentangkan ke sekeliling rumah untuk mengamankan TKP dari kerumunan warga.
Sejumlah
karangan bunga terlihat di sekitar lokasi, yakni di depan rumah akses
jembatan dan di sebelah kanan pohon beringin. Dari karangan bunga
tersebut ada kiriman dari keluarga besar SDN 12 Sanur.
Warung Jadi "Media Center" Dadakan
Agar dapat menayangkan berita sesegera mungkin, awak media jadikan warung sederhana sebagai "media center" dadakan. Warung tersebut letaknya hanya beberapa langkah jauhnya dari TKP.
Deretan laptop tampak memenuhi meja warung berbahan dasar triplek. Selain laptop ada juga kameraTV dan perangkat lainnya.
Selain mem-"publish" berita, para jurnalis juga menyempatkan diri makan siang dan minum di warung ini agar tidak masuk angin.
Si
Ibu penjual saya lihat sampai kewalahan melayani para pembeli. Mendadak
warungnya laris manis. Tadinya saya ingin ajukan pertanyaan berapa
keuntungan yang bisa ia dapatkan dalam sehari, namun niat itu saya
urungkan mengingat ruwetnya suasana pada saat itu.
Adakan Persembahyangan
Jelang
sore hari sekitar pk 15.50 Wita, sejumlah warga berpakaian adat berniat
lakukan ritual persembahyangan di sekitar TKP. Hal itu dilakukan dengan
maksud memanggil arwah Angeline agar tidak bergentayangan dan mengikuti
jenazahnya.
Sebelumnya
salah seorang dari mereka meminta ijin kepada polisi yang sedang
berjaga untuk melewati garis larangan polisi dan permintaan itu
dikabulkan. Sesaji tersebut diletakkan di sebuah meja di sudut dekat
pintu masuk rumah.
Hingga
artikel ini ditayangkan, warga masih terus memadati lokasi. Namun
jumlahnya mulai berkurang tak seramai tadi siang. Antrian kendaraan juga
masih terjadi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar