Kamis, 11 Juni 2015

TKP Angeline Terus Dipadati Warga



Hingga siang tadi, sekitar pk 12.00 Wita, ratusan warga terus berdatangan memadati Tempat Kejadian Perkara (TKP) diketemukannya jenazah alm. Angeline Megawe, 8, jalan Sedap Malam, Denpasar, Kamis (11/6) siang.



Mereka datang lantaran penasaran dan ingin melihat secara langsung proses olah TKP yang sedang berlangsung.

Walhasil jalan raya yang biasanya lenggang itu berubah padat penuh sesak. Arus kendaraan baik yang datang dari arah jalan Hangtuah maupun sebaliknya tersendat serta mengakibatkan kemacetan cukup panjang hingga ratusan meter. Aparat gabungan baik dari pihak kepolisian dan Dishub tak mampu berbuat banyak untuk menertibkan warga.

"Saya pengen liat (TKP), mas, penasaran soalnya," tutur Sumiasih, salah seorang warga yang turut serta membawa anaknya yang masih balita.


Sejumlah awak media mainstream tampak sibuk mengolah dan mengumpulkan informasi dari berbagai narasumber baik masyarakat ataupun aparat yang sedang bertugas.

Sepintas rumah yang dulunya sempat dihuni alm. Angeline terlihat reyot, menyerupai gubuk. Jauh dari kata layak huni. Debu dimana-mana. Atapnya terbuat dari seng dan penuh dedaunan yang telah gugur.

Di sudut depan rumah terdapat dua pohon besar, sebelah kanan ada pohon beringin dan sebelah kiri ada pohon bambu. Pohon beringin tersebut memiliki akar-akar yang menjuntai ke bawah sehingga terkesan angker. Sesekali dari dalam rumah terdengar gonggongan anjing yang bersahutan.


Pita kuning garis polisi dibentangkan ke sekeliling rumah untuk mengamankan TKP dari kerumunan warga.
Sejumlah karangan bunga terlihat di sekitar lokasi, yakni di depan rumah akses jembatan dan di sebelah kanan pohon beringin. Dari karangan bunga tersebut ada kiriman dari keluarga besar SDN 12 Sanur.

Warung Jadi "Media Center" Dadakan


Agar dapat menayangkan berita sesegera mungkin, awak media jadikan warung sederhana sebagai "media center" dadakan. Warung tersebut letaknya hanya beberapa langkah jauhnya dari TKP.

Deretan laptop tampak memenuhi meja warung berbahan dasar triplek. Selain laptop ada juga kameraTV dan perangkat lainnya.

Selain mem-"publish" berita, para jurnalis juga menyempatkan diri makan siang dan minum di warung ini agar tidak masuk angin.

Si Ibu penjual saya lihat sampai kewalahan melayani para pembeli. Mendadak warungnya laris manis. Tadinya saya ingin ajukan pertanyaan berapa keuntungan yang bisa ia dapatkan dalam sehari, namun niat itu saya urungkan mengingat ruwetnya suasana pada saat itu.

Adakan Persembahyangan


Jelang sore hari sekitar pk 15.50 Wita, sejumlah warga berpakaian adat berniat lakukan ritual persembahyangan di sekitar TKP. Hal itu dilakukan dengan maksud memanggil arwah Angeline agar tidak bergentayangan dan mengikuti jenazahnya.

Sebelumnya salah seorang dari mereka meminta ijin kepada polisi yang sedang berjaga untuk melewati garis larangan polisi dan permintaan itu dikabulkan. Sesaji tersebut diletakkan di sebuah meja di sudut dekat pintu masuk rumah.

Hingga artikel ini ditayangkan, warga masih terus memadati lokasi. Namun jumlahnya mulai berkurang tak seramai tadi siang. Antrian kendaraan juga masih terjadi.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar