Senin, 24 Februari 2014

GADIS SMP ITU NGGA NGERTI ARTINYA

Awalnya saya malas dan ngga begitu tertarik untuk menulis kejadian yang terjadi 2 minggu lalu atau lebih tepatnya hari selasa (11/2) silam. Tapi, ngga tau kenapa, peristiwa konyol dan mencengangkan itu terus menerus berputar di dalam pikiran saya.

Biar hati dan pikiran ini plong alias lega, suka ngga suka, mau ngga mau, saya harus menuliskannya. OK, saya mulai saja ceritanya ...


GAMBAR ILUSTRASI
Menjelang sore hari, saya berada di dalam angkutan umum berwarna pink jurusan Gede Bage – Dago, hendak pulang ke rumah di kawasan Ujung Berung. Arus lalu lintas pada saat itu sungguh macet tak terkira. Maklum, bertepatan dengan jam pulang kantor -sekitar pk.16.30 wib-.

Dari tempat duduk, saya perhatikan sekilas raut wajah abang sopir lagi pusing melihat panjangnya antrian kendaraan. Sebagian kepalanya ditopang tangan kanan yang bersandar di samping kanan jendela pintu angkot. Sedangkan tangan kirinya berulang kali menarik lalu melepaskan handle rem tangan.

Situasi di bangku penumpang tak kalah mengenaskan, hawanya terasa gerah seiring suhu mobil yang meningkat dan pengap oleh gas buang kendaraan yang terperangkap akibat kurangnya sirkulasi udara. Beberapa penumpang wanita tampak tertunduk lesu sambil menutupi hidungnya dengan ujung jilbab.

Di tengah kondisi seperti itu, naiklah sejumlah anak sekolah tingkat SMP berjilbab ke dalam angkot -saya lupa SMP berapa, ngga merhati'in soalnya-. Jumlahnya sekitar 5 sampai 6 orang.

Baru saja bokong mereka duduk menyentuh bangku penumpang, rombongan gadis perawan ini langsung ramai bergosip ria seputar aktivitas seharian di sekolahnya. Saya lebih memilih menjadi pendengar setia saja. Lumayanlah, ketimbang saya makan hati dengar suara knalpot yang memekakkan telinga.

30 menit berlalu, lama kelamaan gosip mereka makin basi dan mulai cari materi lain ...

Anak SMP#1: Eh ... Eh ... Liat deh cowok yang lagi berdiri itu!!
Sontak pandangan mereka semua melihat ke arah cowok yang ditunjuk.

Anak SMP#2: Kenapa emangnya?
Anak SMP#1: Hidungnya mancung, ya!!
Anak SMP#3#4#5#6: Eh ... Iya lhooo ... Hoo'ohhhh ... Ih kok bisa yahhh? Aduhhh ... Aku besok mau punya cowok yang hidungnya mancung kayak dia ah ...
Ujar mereka bersahutan.

Anak SMP#3: Eh ... Coba liat deh cowok yang itu !!
Ia seperti tak ingin kalah dengan temannya. Lagi-lagi pandangan mereka kompak melihat ke arah yang ditunjuk.

Anak SMP#2: Kenapa sama dia?
Salah satu dari mereka bertanya keheranan.

Anak SMP#3: Giginya bisa tonggos gitu ya?
Anak SMP# 3#4#5#6: Eh ... Iya lhooo !! Gigi kok bisa kayak gitu yaaaa!!! Ih ... Ihhh ... Ihhhh ....

Saya pikir, OK ... pembahasan mereka mulai gawat nih. Udah main fisik! Sampai pada akhirnya, mereka saling bertanya antara satu dengan yang lainnya ...

Anak SMP#1: Kalau di rumah, kamu suka panggil Ibu kamu pakai sebutan apa?
Anak SMP#2: Kalau aku, biasa panggil Ibu ... Kalau kamu?
Anak SMP#3: Kalau aku sih, manggilnya Bunda ...
Anak SMP#4: Kalau kamu gimana?
Anak SMP#5: Aku Mama ...
Anak SMP#6: Kalau kamu?
Anak SMP#1: Aku sih, mother

Sampai bagian ini, memang tidak ada yang begitu menarik. Namun, salah satu dari mereka nyeletuk dengan polos nya tanpa rasa dosa ...

Anak SMP#???: MOTHER FUCK*R!!

Jelas ... Saya lagi menegak air putih pada botol aq*a yang saya bawa selama dalam perjalanan seketika langsung tersedak. Langsung keselek begitu mendengar dua kata itu terlontar ringan dari mulut gadis perawan setingkat SMP. Kok bisa-bisanya ngomong seperti itu! Belajar dari mana sih? Ngerti ngga sih apa artinya?

Anak SMP#3: Emang Mother Fuck*r itu teh artinya apah?
Tanya salah satu diantara mereka dengan logat sunda kental dan suara lirih seperti berbisik.

Nah kannn ... Ternyata mereka ngga tau artinya apa! Beruntung kata-kata itu ngga terucap di depan kedua orang tua mereka. Coba kalau sampai terdengar, bisa sport jantung dibuatnya. Bahkan saya sendiri yang berada di dekat mereka saja ngga berani menatap wajah rombongan itu satu persatu karena malu.

Hahaha ... Meski begitu, pengalaman satu angkot sama mereka, saya akui seru. Saking seru nya, situasi sumpek, carut marut kendaraan bermotor sampai tak terasa. Tau-tau, di depan, saya harus turun dari angkot karena sudah sampai di depan gerbang perumahan.

Dasar ... Anak-anak zaman sekarang.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar