Senin, 10 Maret 2014

3 FAKTA UNIK WARGA BANDUNG KETIKA MENGENDARAI KENDARAAN BERMOTOR


Beberapa bulan terakhir, saya banyak habiskan waktu di kampung halaman, di kota Bandung. Saya yang keseringan rantau ke sana ke mari di tanah orang, sampai-sampai merasa aneh di rumah sendiri. Sedangkan tujuan saya pulang adalah meminang salah satu pekerjaan yang sayangnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Melenceng jauh dari apa yang di bayangkan. Sedih ? Pasti. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga alur kehidupan. Ambil sisi positifnya saja, mungkin memang sudah kehendak Allah mengatur jalan seperti ini. Sekarang tinggal cari cara untuk bangkit seperti sedia kala. Mungkin cukup intermezzo -kata pengantar- dari saya, menggambarkan asal muasal kepulangan saya ke kota kembang ini.

Selama menanti kedatangan 'kabar gembira' itu, sudah barang tentu, mau tidak mau saya harus mencicipi situasi dan kondisi ganasnya alam rimba -arus lalu lintas- kota trend fashion. Masa iya mengurung diri terus di rumah? Ngga mungkin kan? Saya bisa mati jenuh nantinya.

Saya yang awalnya terlanjur nyaman dengan situasi arus lalu lintas kota Denpasar yang lenggang di mana saya bisa sesuka hati memilin putaran gas sampai mentok, sekarang dihadapkan kesemrawutan luar biasa dari kota kuliner. Bisa sobat bayangkan sendiri, motor mampu lari 40 km/jam secara konsisten sejauh 100 meter saja sudah untung -saking padatnya-.

Belum lagi di sepanjang perjalanan itu, saya harus berebut celah sempit, main srobat srobot, potong jalur sana sini bersama jutaan pengendara motor lain agar sampai tujuan. Macetnya istimewa deh pokoknya. Bandung saja sudah seperti ini, apalagi ibukota Jakarta? Meminjam kata-kata Sutan Bhatoegana, “Ngeri ngeri sedap!

Meski begitu, menurut hasil pengamatan saya selama berjibaku di jalan, setidaknya terdapat 3 keunikan warga Bandung ketika mengendarai kendaraan bermotor baik itu roda 2 -khususnya- dan roda 4. Apa saja ?


Fakta#1. TIDAK MENGUMBAR SUARA KLAKSON
Saat berhenti menunggu traffic light menyala hijau hijau di perempatan jalan, warga Bandung tidak sembarangan mengumbar suara klakson. Berbeda sekali dengan kota sebelumnya. Ketika lampu merah akan berubah ke hijau, saya sering lihat ibu jari -jempol- kiri sudah standby bersiap menekan tombol klakson sepeda motor. Seperti adu cepat, siapa menekan lebih dulu, dialah sang pemenang. Begitu lampu hijau menyala, sahut-sahutan deh tuh suara, tiiinnnnn .... tinnnnnnnnn. Jujur saja, saya paling geram kelakuan satu ini. Baru juga nyala, sudah main klakson orang di depannya.

Fakta#2. GESIT
Weh ... yang satu ini sepertinya tak perlu diragukan lagi! Warga Bandung jago jago bermanuver -gesit- di jalan. Ada celah sedikit, langsung sikattttt. Saya sendiri suka bingung, itu orang pinter bener naik motornya. Belajar di mana sih? Walau kesannya ugal ugalan, sebetulnya mereka sudah memperhitungkan jarak dan antisipasi dengan cermat. Kira-kira masuk ngga ya? Sobat ngga percaya? Lihat saja, jarang sekali saya lihat mereka terlibat kecelakaan lalu lintas.

Fakta#3. PEDULI BINATANG
Ada kejadian menarik kemarin malam (8/3) di mana seekor anak kucing terlihat menyebrangi jalan raya. Padahal saat itu kondisi arus lalu lintas cukup ramai lancar. Sesampainya di tengah jalan, si anak kucing tampak ketakutan dan tidak berani bergerak, ia meringkuk, kepalanya sibuk mencari celah tempat berlindung. Bulu bulu halusnya juga mulai berdiri, pertanda takut setengah mati. Saya yang menyaksikan peristiwa itu turut tegang. Aduh .. itu kucing kasihan banget. Bagaimana kalau tertabrak? Jangan sampai #sedih.

Lantas apa yang terjadi? Semua kendaraan baik itu motor dan mobil tidak ada yang bergerak. Semua berhenti dan tak ada satupun yang membunyikan klakson. Para pengendara memberi kesempatan si anak kucing untuk menyelamatkan diri. Mungkin dikira si kucing, kolong mobil adalah tempat teraman saat itu. Diam lah dia di sana -kolong mobil- beberapa lamanya. Arus lalu lintas masih tetap terhenti, menunggu si kucing ke pinggir.

Karena si kucing tidak juga bergeser dari kolong, salah satu warga berinisiatif mendekati si kucing dan menyelamatkannya. Dasar si kucing nakal, bukannya menyambut uluran tangan si penyelamat malah makin masuk ke dalam kolong. Jadilah -mau ngga mau- orang itu ikut masuk ke dalam kolong mobil. Aksi heroik yang berlangsung sekitar 5 menit itu jelas menyentuh hati saya. Proses penyelamatan si kucing masih berlangsung, para pengendara tetap anteng di tempat. Sabar menunggu si kucing ke pinggir. Bayangkan, di tengah padatnya arus lalu lintas itu ada orang main petak umpet di bawah kolong mobil dan tak satupun diantara mereka protes, memaki atau membunyikan klakson. Sungguh luar biasa, pokoknya salut dengan pengendara warga Bandung deh.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar