Tak terasa, ini kali ke
tiga saya tidak mudik merayakan lebaran Idul Fitri di Bandung. Rasa
rindu terhadap kedua orang tua dan adik pastilah ada. Bahkan saya
sampai iri plus makan hati melihat mereka yang pulang kampung
bermacet-macet ria di berbagai ruas jalan, apalagi hampir semua
stasiun televisi menyiarkan bagaimana 'serunya' prosesi tradisi mudik
di banyak tempat baik yang melalui udara, darat dan laut.
![]() |
Salah Satu Kendaraan Asal Surabaya Melintasi Jln. By Pass Ngurah Rai Sanur |
Pada
tahun ini di Bali atau lebih tepatnya memasuki hari ke dua Idul
Fitri, Selasa (29/7), saya amati ada fenomena baru terkait musim
liburan panjang lebaran. Saya perhatikan banyak kendaraan luar kota khususnya
ber-plat nomor Surabaya (plat L) memadati kawasan wisata pulau
dewata. Disusul kemudian kendaraan asal Jakarta (plat B). Tahun-tahun
kemarin, rasa-rasanya ngga
ada fenomena seperti ini tuh.
Biasanya pas musim lebaran, Bali justru sepi. Ruas jalan banyak yang
lenggang. Kalau toh pun ada, kebanyakan mereka adalah warga Bali yang
melangsungkan rutinitas seperti biasa.
Fenomena
ini tentu memberi warna tersendiri bagi para pelaku usaha Bali. Saya
juga senang pulau sejuta dewa-dewi dikunjungi banyak pendatang. Bali
jadi gak
sepi-sepi amat.
Mereka yang datang kebanyakan warga Tionghoa yang membawa serta
anggota keluarga dan sanak saudara berlibur. 'Jatah' libur yang cukup
panjang bisa dipergunakan untuk mempererat dan menjembatani
komunikasi yang baik antar anggota keluarga secara intens setelah
sekian lama waktu mereka dihabiskan untuk bekerja atau urusan penting
lainnya. Berkah hari raya Idul Fitri ternyata bukan saja milik mereka
yang muslim, non-muslim pun bisa merasakan 'keindahan' yang sama.
Seperti biasanya ya :) tiap musim liburan bali pasti ramaai~
BalasHapusHallo Libur Mutu,
HapusIya, Bali selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik sewaktu libur panjang -long weekend- atau liburan sekolah.
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan komentar :)