Selasa, 21 Mei 2013

SEBUAH HIDAYAH DATANG KETIKA MENUNGGU PANGGILAN INTERVIEW


20Mei’13 Senin, Sinar mentari tampak diufuk timur. Tandanya tugas shift malam (23.00-08.00) segera berakhir. Meski badan terasa pegal dan mata mulai mengantuk, Saya harus tetap semangat. It’s MY BIG DAY. Pagi ini saya ada jadwal interview kerja disalah satu perusahaan telekomunikasi nasional, SmartFren. Kantor ini berada di jalan pulau kawe no 3, Denpasar, Bali. Tidak begitu jauh dari tempat kost saya.


Sesampainya di kantor I Hate Slow, saya diarahkan ke lantai 3 oleh petugas security. “Langsung ke lantai 3 Mas”, ujarnya singkat. “Bismillah.. Mudah-mudahan lancar”, doa saya dalam hati sebelum melangkahkan kaki keanak tangga.

Sampainya di lantai 3, Petugas admin menyapa ramah dan meminta amplop lamaran. ‘Tak lama kemudian, ia menyodorkan satu lembar form biodata dan absensi calon pelamar untuk diisi. Setelah itu, saya menyerahkannya kembali dan disuruh menunggu proses selanjutnya.

Degub jantung berdebar. Saya mulai tegang menghadapi moment ini. Apalagi ketika nama saya dipanggil. Rasanya jantung mau copot. Kalau sudah panik, bisa bahaya. Saya takut nge-blank dan tampak bodoh dihadapan interviewer. Saya bisa gagal diterima kerja di perusahaan ini. Otomatis lantunan ayat (doa) “bernyanyi” indah berulang kali. Mencoba untuk menenangkan diri dan tidak panik.

Dikala membaca ayat (doa) itu, saya menyadari suatu hal. Sebuah kalimat pertanyaan yang entah datangnya darimana, rasanya patut disimak dan dijadikan bahan pertimbangan diri kita sendiri (mawas diri). Kalimat itu adalah

“Setiap kali saya dihadapkan kondisi/situasi yang tidak menyenangkan, mengapa saya selalu ingat Allah SWT dan segera memanjatkan doa meminta pertolongan NYA? Kenapa disaat saya merasa senang, bahagia, dan penuh limpahan rezeki justru sering lalai (tidak ingat kekuasaan dan kasih-sayang NYA)?”

Jujur, saya bukanlah orang muslim yang taat. Sering lalai menjalankan perintah NYA. Tapi kalimat sederhana diatas membuat mata hati Saya terbuka. Saya merasa “disentil”. Merasa diperingatkan pemilik seluruh jagat raya untuk segera mawas diri.

Rezeki memiliki banyak wujud. Tidak harus berupa materi semata. Sekarang ini, sobat masih bisa bernapas adalah rezeki. Sobat membaca tulisan ini adalah rezeki. Jari jemari saya masih bisa terus menulis adalah rezeki. Bangun di pagi hari adalah rezeki. Dan masih banyak dan banyak lagi bentuknya.

Dari kejadian diatas, yuk sobat, kita sama-sama bersyukur atas nikmat dan karunianya NYA. Saya tidak bermaksud menggurui, hanya sharing dan mengingatkan. Saya sendiri masih bergelimang dosa. Saking banyaknya, mungkin jika diurut satu-persatu dosa saya, saya bisa menangis.. sungguh.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar