Kamis, 01 Agustus 2013

CARA MENULIS ANTI NGADAT ALA DARWINARYA

BUDAYAKAN MENULIS
BAGAIMANA CARA MENULIS ANTI NGADAT SEPERTI PENULIS TERKENAL? Itulah salah satu pertanyaan yang sering saya ajukan pada diri saya beberapa bulan lalu. Melihat Penulis lain begitu gampangnya menulis, jari-jemari mereka seakan ‘menari’ diatas keyboard, ekspresi muka penulis santai, dan jadilah sebuah artikel. Hasil tulisannya pun bagus, dan mudah dipahami. Ah.. saya iri dengan kemampuan dan keterampilan menulis mereka. Ingin rasanya mencuri otak mereka dan meneliti, adakah rahasia khusus soal tulis menulis? Adakah semacam tips, teknik, panduan, metode, dll yang bisa saya pelajari dari dirinya?


Tanpa sobat sadari, sedari kecil SEBETULNYA kita sudah mempunyai kemampuan dasar menulis. Tentu sobat masih ingat dengan Guru Bahasa Indonesia sewaktu disuruh membuat karangan bebas, bukan? Sayangnya, seiring bertambah usia dan hiruk-pikuk dinamika kehidupan, kita mulai meninggalkan aktivitas satu ini. Sehingga keterampilan itu perlahan-lahan mengendap. Wajar, jika suatu hari sobat ingin menulis, jari-jemari sobat terasa kaku seperti ‘tak bergerak. Pikiran buntu, tidak ada ide, dsb. Saya pun pernah mengalami dan merasakan hal yang sama.
BENARKAH MENULIS ITU SUSAH?

Sekedar sharing, sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu saya hampir putus asa dalam menulis. Rasanya frustasi sampai mencaci-maki diri sendiri. Bagaimana tidak, 4 jam waktu terbuang melotot’in layar laptop tapi belum satupun menghasilkan artikel. Jangankan artikel, satu kalimat pun ‘ngga ada yang jadi. “Bikin satu artikel dibawah 300 kata aja ngga bisa, memalukan!”, umpat saya waktu itu (teringat kejadian itu, saya jadi tersenyum malu. He3He).

Mungkin perlu refreshing sejenak, pikir saya. Dan mulailah saya googling. Mencari dan membaca berbagai artikel tentang kepenulisan, khususnya hal-hal teknis. Bermacam-macam buku pun ‘tak luput saya lahap di Toko Buku langganan (saya baca ditempat, jadi tidak perlu membeli. He2He). Lucunya, semakin saya membaca referensi teknis kok malah jadi ribet sih? Malah membuat saya berpikiran MENULIS ITU SUSAH (harusnya ‘ngga begitu, lho)?!! Nah kalau sudah begini, banyak deh penulis pemula ‘rontok’ ditengah jalan (untungnya saya ‘ngga kena seleksi alam, buktinya saya masih bisa menulis artikel ini, ho3ho).
MOTIVASI MENULIS

Perkenankan saya untuk sharing Ilmu tulis menulis berdasarkan dari pengalaman pribadi, biar waktu sobat tidak habis terbuang seperti saya beberapa bulan lalu. Sebelum belajar menulis, ada beberapa tahap yang perlu sobat lakukan, yaitu:

#1. NIAT
Semua aktivitas, pasti didasarkan oleh NIAT. Contohnya: Jika sobat merasa haus, sobat menuju dapur, mengambil sebuah gelas, dan menuangkan air minum kedalam gelas itu. Hal pertama yang HARUS dibentuk adalah NIAT MENULIS. Bagaimana bisa menghasilkan tulisan bagus kalau penulisnya sendiri tidak ada niat? Kalau urusan niat beres, sekarang saya ingin bertanya “Tujuan sobat menulis untuk apa?”. Apa hanya sekedar menyalurkan hobi di waktu senggang, apa untuk mencari/menghasilkan uang, dan lain sebagainya. Jawaban dari pertanyaan ini, nantinya akan jadi MOTIVASI sobat agar tetap terus menulis.

#2. PENGUASAAN MATERI
Apa yang ingin sobat bahas? Travelling? Pengalaman pribadi? Uneg-uneg atau opini? Semakin sobat paham dan menguasai materi, semakin lancar sobat menuliskannya. Saya yakin itu! Itulah mengapa, banyak ‘orang hebat’ berkata “Kalau mau jadi penulis, WAJIB HUKUMNYA untuk banyak membaca!” Apapun jenis bacaannya, pokoknya baca.. baca.. dan baca.. dan terus membaca sampai akhir hayat.

#3. KERANGKA KARANGAN? WHY NOT?
Banyak orang malas dan meremehkan membuat kerangka karangan karena dianggap tidak penting. Ya.. Tidak jadi soal bagi mereka yang sudah mempunyai jam terbang tinggi. Seperti seorang jurnalis yang notabene setiap hari ‘bergelut’ dengan dunia tulis menulis. Sebelum menulis pun, didalam kepala mereka sudah tercetak secara otomatis ‘blue-print’ kerangka karangan. Bagi sobat yang masih tahap pemula, saya sarankan (akan sangat membantu) sebelum menulis membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Contoh sederhananya, paragraf#1 sebagai pembukaan (dikenal dengan istilah, LEAD), paragraf#2 membahas konflik awal, paragraf#3 pendalaman konflik, paragraf#4 membahas solusi, dan seterusnya.

Mungkin itu dulu pembahasan dari saya. Secepatnya, saya akan melanjutkan tahap-tahap penting lainnya yang belum terselesaikan pada artikel ini.

HAPPY Writing, Sobat... :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar