Senin, 02 Desember 2013

APA TUJUAN SOBAT MENULIS?

Tujuan Sobat Menulis Untuk Apa Sih? (ilustrasi google)
Sobat lagi asik menulis? Saya juga sedang asik menulis, apalagi beberapa hari belakangan, parah banget. Setiap hari di depan laptop melulu, jari jemari saya terus menari mengisi halaman warna putih di microsoft word 2003 (Bener 2003 ya?) pagi siang malam. Ada yang bilang, orang menulis itu kasihan karena di dunia nyata, suaranya ngga terlalu didengar (penulis itu kasihan ya?). Ada yang bilang, orang menulis itu kurang kerjaan, banyak waktu luang, aktivitas ngga berguna dan lain sebagainya. Bisakah dikatakan bahwa profesi seorang penulis di Indonesia itu masih dipandang masyarakat luas sebagai profesi ecek-ecek, dipandang sebelah mata? Bisa iya dan bisa pula tidak. Dikatakan iya, karena jerih payahnya tak juga kunjung berhasil, dikatakan tidak, karena hasil karyanya laku keras di pasaran memenuhi salah satu rak berbagai gerai toko buku kenamaan seperti Gramedia ataupun Togamas dan mendatangkan profit yang fantastis! Lihat saja penulis buku ayat-ayat cinta, laskar pelangi, kambing jantan dan masih banyak lagi.


Terlepas dari itu semua, seringkali, seorang penulis ditanya “Apa tujuan kamu menulis?” Pernah ditanya seperti itu? Apa ekspresi dan jawaban yang sobat berikan kepada si penanya? Bingung mau jawab apa dengan gerakan garuk-garuk kepala padahal kepala ngga kerasa gatal dan gerakan mata ke sana ke mari? Saya sendiri lupa, apa ekspresi saya waktu itu, yang pasti saya garuk-garuk kepala bagian belakang karena biasanya kalau saya bingung selalu melakukan gerakan itu. Kenapa sih suka menulis? Apa motivasi yang mendorong seseorang untuk menulis?

Seiring waktu berjalan, saya telah menemukan satu jawaban pasti, yakni: saya termotivasi menulis untuk meninggalkan rekam jejak selama saya hidup di dunia ini. Mumpung belum dipanggil ke ‘dunia lain’. Semacam meninggalkan sebuah peti harta karun untuk istri dan anak-anak saya. Tidak menutup kemungkinan (selama mbah google tidak tutup, jangan sampai lah) tulisan saya dibaca sampai generasi ke generasi turun temurun. Oh.. dulunya kakek saya masa mudanya seperti itu toh, oh.. dulunya kakek buyut bernama darwinarya kelakuannya seperti itu, dst. Seru sekali bukan?

Saya sangat sangat setuju kepada orang yang berkata, “menulis itu bisa bikin awet muda.” Maksudnya bukan tampangnya yang awet muda, tapi rekam jejaknya akan abadi sepanjang masa. Siapa tau, tulisan kita dibaca orang terkenal? Siapa tau tulisan kita bisa menginspirasi banyak orang dan orang itu semakin termotivasi menjalani hidupnya? Tidak ada yang tahu. Hidup ini penuh dengan misteri. Andaikan tokoh seperti King Of Pop, Michael Jackson rajin menulis apapun yang ada sedang dihadapinya entah itu senang ataupun sedih, pastinya menjadi secuil kenangan terindah bagi para penggemarnya. Andaikan Jhon Lennon gemar menulis, paling tidak sampai sekarang penduduk dunia mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh sang idola pada saat itu (waktu itu blom ada blog pastinya, ya? Bagaimana kalau secarik kertas? Ngga jadi masalahkan?).

Aktivitas menulis memang suka diremehkan banyak orang, mereka menganggap hal yang tidak penting lah, buang-buang waktu lah dan masih banyak hujatan lainnya. Tapi sebenarnya, banyak manfaat yang bisa LANGSUNG dirasakan bagi si penulis itu sendiri. Berbagi buah pemikiran, solusi, kritikan, sharing perasaan (ada yang diputus pasangannya, mungkin?) dan lain-lain.


Bayangkan saat memasuki masa tua sobat, kemudian sang cucu bertanya “Kakek/Nenek.. waktu muda dulu itu seperti apa sih?” Ngga perlu bingung atau susah menjelaskan, bilang saja begini, “Coba buka halaman website alamatnya di sini. Di sana banyak artikel yang kakek/nenek buat, lengkap dengan foto-fotonya zaman dulu.” Sedappppp...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar