Sudah
jadi kebiasaan saya ketika berkendara rutin melihat kaca spion
kanan-kiri kendaraan. Entah itu ketika saya mengendarai sepeda motor
atau pun mobil. Kaca spion itu punya banyak manfaat dan penting
sekali lho! Contoh dua manfaatnya, seperti: saya dapat mengetahui
situasi dan kondisi kendaraan di belakang saya. Kali aja ada
kendaraan lain (sepeda motor, mobil, bus atau truk) lagi nyalip
lewat lajur kiri secara ugal-ugalan, paling tidak saya bisa cepat
me-respon apa yang harus segera dilakukan. Selain itu, dari kaca
spion juga lah kita bisa mengetahui ada-tidaknya kendaraan yang
sedang menguntit,
dan
masih banyak contoh manfaat lain yang tak mungkin dibahas satu
persatu.
Dari kaca spion pula,
saya yang sedang mengendarai motor kesayangan dengan kecepatan tak
lebih dari 40 km/jam, menangkap sebuah sosok sepeda motor aneh
sekaligus misterius, Selasa (29/4) siang di Jln. By Pass Ngurah Rai
Sanur seberang SMP 9.
Motor itu beroda tiga dan
memiliki atap seperti layaknya mobil. Dalam hitungan waktu
sepersekian detik itu sembari terus memicingkan mata ke arah spion,
saya coba menerka, menebak, jenis motor apakah gerangan di belakang
saya ini. Masa bajai? Sejak kapan bajai-nya Betawi masuk Denpasar?
Berarti bukan.
Motor
Piaggio-kah? Tapi rasanya bukan. Memang ada sih jenis motor Piaggio
yang beroda tiga, tapi ngga ada atapnya. Motor China-kah? Bukan ah,
wong
motor ini ngga
ada gerobaknya!
Nyerah deh! Berarti hanya
ada satu cara untuk mengetahuinya, yaitu menunggu sampai si motor
lewat dan melihatnya dari belakang!
Saya
perlambat laju kendaraan, dan WUZZZ
...
Motor itu mendahului saya
santai ...
Masalahnya justru saya
yang terperangah, motor apaan nih!
Sobat
bisa lihat sendiri 'penampakannya'.
Pria paruh baya berkewarganegaraan asing itu 'menyulap'
motor matic Honda Spacy-nya sedemikian rupa hingga terlihat unik
sekaligus nyentrik.
Berbagai macam aksesoris pun melekat di badan motor, seperti box
kecil berwarna biru muda, papan surfing di atas atap, selembar
spanduk kecil berwarna hijau bergambar icon SMILE bertuliskan “Smile
No Brake Ur Face”
dan sebuah kertas laminating tertulis “For
Sale, Made To Order”.
Namun sayang, nomor ponsel dan alamat email-nya tidak terlihat begitu
jelas karena pada saat pengambilan gambar, si pengendara tengah
melaju.
Tak hanya beragam
aksesoris, bentuk rangka yang mengelilingi motor pun cukup menarik.
Sampai sekarang saya masih penasaran, sebenarnya rangka itu berbahan
kayu rotan, bambu, atau apa sih? Karena warnanya senada dengan rotan
dan bambu. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, memangnya ada, bambu atau
rotan bisa melengkung bercabang-cabang seperti itu? Ah, kayaknya itu
pipa besi yang dibubuhi warna cat senada dengan kayu rotan atau
bambu.
Perhatikan
juga cara si bule mengendarai motornya, asoyyy
geboyy ...
kedua kakinya bisa selonjoran memijak sebuah pedal.
Meski ia bule, di atas
atap motornya, berkibar dua bendera merah putih. Luar biasa! Orang
bule saja cinta tanah air Indonesia, kenapa kita yang notabene
berasal, tumbuh berkembang dan hidup di Bumi Pertiwi malah
menghujatnya?
Tak ayal
disepanjang jalan raya yang ia lewati menarik perhatian para
pengendara dan pejalan kaki. Saya perhatikan, mereka yang melihat
sosok motor ini sampai melongo
lantas menuding-nuding.
Hebat betul si bule mendadak jadi pusat perhatian layaknya artis
ternama. Berarti tak perlu naik mobil Ferrari atau Lamborghini dulu
untuk jadi perhatian, naik motor ini saja sudah cukup.
Tapi,
kalau motor ini mau isi bensin atau service,
bagaimana caranya ya?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar