Tiga hari
berturut-turut dimulai sejak tanggal 22, 23 dan 24 April 2014
kemarin, merupakan hari spesial sekaligus membanggakan bagi saya.
Kenapa? Karena pada tanggal itu, hasil jepretan foto saya berhasil
dimuat salah satu koran cetak ternama yakni Tribun
Bali.
Memang sih, tidak dibayar, tapi tetap saja hati ini terasa sumringah
begitu melihat foto itu muncul menghiasi salah satu halaman. Kapan
lagi nama kita bisa terpampang dan dibaca oleh ratusan bahkan ribuan
pembaca seluruh Bali? Lantas bagaimana ceritanya foto-foto saya
sampai naik cetak? Adakah tips dan triknya?
Kalau tak
salah, TRIBUN BALI resmi beredar awal April ini. Lahirnya media milik
Kompas Gramedia Group disambut baik oleh banyak pihak tak terkecuali
para petinggi pemerintahan Bali. Seingat saya -mohon
dikoreksi jika salah-
Gubernur Bali, Made
Mangku Pastika
sampai turun ke jalan membagi-bagikan koran kepada para pengendara
kendaraan bermotor yang melintas saat peresmian edisi pertama.
Dukungan
tak hanya datang dari kalangan pemerintah saja, orang-orang
berpengaruh atau tokoh di pulau dewata pun turut mendukung terbitnya
Tribun Bali. Apalagi harga eceran dibanderol Rp.1000/eksemplar, saya
yakin, pasti banyak media cetak lain yang 'panas
dingin'
takut kalah saing dan pamor dengan Tribun Bali. Meski harganya murah
sehingga dapat terjangkau semua kalangan, isi beritanya tetap
berkualitas dan selalu menarik untuk disimak oleh masyarakat segala
penjuru Bali.
Kembali
lagi ke persoalan dimuatnya foto saya di Tribun Bali. Sebenarnya saya
ingin sekali bekerja di Tribun. Percaya atau tidak, saya bahkan
pernah mengajukan lamaran ke bagian HRD. Saya sudah terlanjur jatuh
cinta dengan dunia jurnalistik. Namun sayang, karena saya hanya
'jebolan'
SMA, lamaran saya pun tak kunjung berbalas.
Meski
'bertepuk sebelah tangan', ditolak, tak lulus kualifikasi, jiwa
jurnalis saya tak surut -sebelumnya saya pernah berstatus wartawan
kurang lebih selama tiga hingga lima bulan'an di salah satu media
lokal atau daerah-. Anggap saja ditolaknya saya untuk bekerja di
media Tribun sebagai motivasi. Toh saya pikir menulis artikel berita
tak harus berstatus wartawan aktif. Zaman seperti sekarang, orang
sipil pun bisa mewartakan suatu peristiwa walau aksesnya tak semulus
jurnalis karena dibekali ID
Pers.
Kenapa antara wartawan dan jurnalis warga bersinergi saja dalam
menyampaikan suatu berita dan peristiwa ke masyarakat? Hasilnya lebih
seru kan?
Senin
(21/4) siang,
kebetulan saya sedang melintasi Jln. By Pass Ngurah Rai Sanur dan
melihat sebuah mobil mentereng -mewah-
buatan eropa tengah parkir dengan posisi nyentrik.
Sebagian badan mobil naik ke atas trotoar, sebagian lagi pantatnya
ketinggalan di bawah. Menariknya, mobil hitam bernomor polisi
DK-22-CC itu milik salah satu kendaraan operasional kedutaan besar!
Mana saya tau kedutaan besar negara mana, lha
wong
tidak ada atribut benderanya.
Edisi 22 April |
Saya
kemudian berbalik arah ke tempat kejadian perkara, lantas
memposisikan diri mengambil foto dari arah belakang setelah itu
bergeser ke arah depan. Yakin hasil angle-nya
bagus, saya pun ngibrit cari tempat nyaman dan teduh untuk menulis
berita langsung, saat itu juga. Setelah berita selesai dibuat, alamat
websitenya TRIBUN kan, www.tribun-bali.com,
jadi ada kemungkinan
mereka memiliki alamat email redaksi@tribun-bali.com.
Berita pun terkirim dengan mulus.
Edisi 23 April 2014 |
Esoknya
(Selasa,
22/4),
iseng saja, saya membeli TRIBUN BALI di SPBU Matahari Terbit. Setelah
membuka beberapa halaman Renon Blitz, aissssss
... kedua mata saya menangkap foto tak asing, itu kan hasil jepretan
saya! Weh, bukan main senangnya! Terlebih baru kali pertama, apa yang
saya buat bisa dimuat media cetak, TRIBUN pula! Tubuh saya seperti
melayang tinggi saking gembiranya.
Edisi 24 April 2014 |
Sejak
saat itu, sekarang jika menemukan hal unik layak diberitakan, ya saya
tulis dan kirim cepat ke TRIBUN via email.
Siapa sangka, foto saya berhasil dimuat dalam tiga hari
berturut-turut! Senangnya ^_^.
Edisi 28 April 2014 |
Mungkin
warga Bali ada yang tertarik ingin fotonya di muat? Gampang. Intinya,
cari saja segala sesuatu kejadian yang menyangkut kepentingan publik
seperti pelanggaran rambu, kemacetan, tumpukan sampah, jalan
berlubang hingga membahayakan atau apa-apa yang menurut sobat kurang
sedap dilihat mata dan perlu segera ditindak lanjuti oleh pihak
berwenang. Foto-fotonya dikirim ke info@tribun-bali.com
disertai lokasi, hari, tanggal dan waktu. Belum juga dimuat? Jangan
putus asa dan patah semangat, kirim saja terus sampai berhasil.
Selamat
ber-hunting
ria ... :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar