Selasa, 29 April 2014

STRIKE TIGA HARI MASUK KORAN BERTURUT-TURUT

Tiga hari berturut-turut dimulai sejak tanggal 22, 23 dan 24 April 2014 kemarin, merupakan hari spesial sekaligus membanggakan bagi saya. Kenapa? Karena pada tanggal itu, hasil jepretan foto saya berhasil dimuat salah satu koran cetak ternama yakni Tribun Bali. Memang sih, tidak dibayar, tapi tetap saja hati ini terasa sumringah begitu melihat foto itu muncul menghiasi salah satu halaman. Kapan lagi nama kita bisa terpampang dan dibaca oleh ratusan bahkan ribuan pembaca seluruh Bali? Lantas bagaimana ceritanya foto-foto saya sampai naik cetak? Adakah tips dan triknya?


Kalau tak salah, TRIBUN BALI resmi beredar awal April ini. Lahirnya media milik Kompas Gramedia Group disambut baik oleh banyak pihak tak terkecuali para petinggi pemerintahan Bali. Seingat saya -mohon dikoreksi jika salah- Gubernur Bali, Made Mangku Pastika sampai turun ke jalan membagi-bagikan koran kepada para pengendara kendaraan bermotor yang melintas saat peresmian edisi pertama.

Dukungan tak hanya datang dari kalangan pemerintah saja, orang-orang berpengaruh atau tokoh di pulau dewata pun turut mendukung terbitnya Tribun Bali. Apalagi harga eceran dibanderol Rp.1000/eksemplar, saya yakin, pasti banyak media cetak lain yang 'panas dingin' takut kalah saing dan pamor dengan Tribun Bali. Meski harganya murah sehingga dapat terjangkau semua kalangan, isi beritanya tetap berkualitas dan selalu menarik untuk disimak oleh masyarakat segala penjuru Bali.

Kembali lagi ke persoalan dimuatnya foto saya di Tribun Bali. Sebenarnya saya ingin sekali bekerja di Tribun. Percaya atau tidak, saya bahkan pernah mengajukan lamaran ke bagian HRD. Saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan dunia jurnalistik. Namun sayang, karena saya hanya 'jebolan' SMA, lamaran saya pun tak kunjung berbalas.

Meski 'bertepuk sebelah tangan', ditolak, tak lulus kualifikasi, jiwa jurnalis saya tak surut -sebelumnya saya pernah berstatus wartawan kurang lebih selama tiga hingga lima bulan'an di salah satu media lokal atau daerah-. Anggap saja ditolaknya saya untuk bekerja di media Tribun sebagai motivasi. Toh saya pikir menulis artikel berita tak harus berstatus wartawan aktif. Zaman seperti sekarang, orang sipil pun bisa mewartakan suatu peristiwa walau aksesnya tak semulus jurnalis karena dibekali ID Pers. Kenapa antara wartawan dan jurnalis warga bersinergi saja dalam menyampaikan suatu berita dan peristiwa ke masyarakat? Hasilnya lebih seru kan?

Senin (21/4) siang, kebetulan saya sedang melintasi Jln. By Pass Ngurah Rai Sanur dan melihat sebuah mobil mentereng -mewah- buatan eropa tengah parkir dengan posisi nyentrik. Sebagian badan mobil naik ke atas trotoar, sebagian lagi pantatnya ketinggalan di bawah. Menariknya, mobil hitam bernomor polisi DK-22-CC itu milik salah satu kendaraan operasional kedutaan besar! Mana saya tau kedutaan besar negara mana, lha wong tidak ada atribut benderanya.

Edisi 22 April

Saya kemudian berbalik arah ke tempat kejadian perkara, lantas memposisikan diri mengambil foto dari arah belakang setelah itu bergeser ke arah depan. Yakin hasil angle-nya bagus, saya pun ngibrit cari tempat nyaman dan teduh untuk menulis berita langsung, saat itu juga. Setelah berita selesai dibuat, alamat websitenya TRIBUN kan, www.tribun-bali.com, jadi ada kemungkinan mereka memiliki alamat email redaksi@tribun-bali.com. Berita pun terkirim dengan mulus.

Edisi 23 April 2014

Esoknya (Selasa, 22/4), iseng saja, saya membeli TRIBUN BALI di SPBU Matahari Terbit. Setelah membuka beberapa halaman Renon Blitz, aissssss ... kedua mata saya menangkap foto tak asing, itu kan hasil jepretan saya! Weh, bukan main senangnya! Terlebih baru kali pertama, apa yang saya buat bisa dimuat media cetak, TRIBUN pula! Tubuh saya seperti melayang tinggi saking gembiranya.

Edisi 24 April 2014
Sejak saat itu, sekarang jika menemukan hal unik layak diberitakan, ya saya tulis dan kirim cepat ke TRIBUN via email. Siapa sangka, foto saya berhasil dimuat dalam tiga hari berturut-turut! Senangnya ^_^.

Edisi 28 April 2014
Mungkin warga Bali ada yang tertarik ingin fotonya di muat? Gampang. Intinya, cari saja segala sesuatu kejadian yang menyangkut kepentingan publik seperti pelanggaran rambu, kemacetan, tumpukan sampah, jalan berlubang hingga membahayakan atau apa-apa yang menurut sobat kurang sedap dilihat mata dan perlu segera ditindak lanjuti oleh pihak berwenang. Foto-fotonya dikirim ke info@tribun-bali.com disertai lokasi, hari, tanggal dan waktu. Belum juga dimuat? Jangan putus asa dan patah semangat, kirim saja terus sampai berhasil.


Selamat ber-hunting ria ... :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar