Senin, 09 Desember 2013

BANJIR,WARGA PERUM UJUNG BERUNG TERISOLASI

Banjir Di Perumahan Ujung Berung Indah Permai Bandung
Senin(09/12) | Tidak seperti biasanya, sore hari ini hujan turun sangat lebat sekitar kurang lebih 30 menit. Karena terganjal masalah perut alias kelaparan, berat hati saya harus keluar rumah membeli makanan di depan Masjid Perumahan Ujung Berung Indah Permai. Mudah-mudahan Ibu penjual gudeg masih setia nangkring di sana. Di luar dugaan, hujan lebat itu menyisakan dampak luar biasa dan baru kali ini saya melihat kejadian ini dengan mata kepala, di dekat rumah pula!
Kali Perumahan Ujung Berung Indah Permai Bandung
Tak jauh dari rumah saya, memang terdapat sebuah kali berukuran cukup besar. Entah berapa kedalaman dan lebarnya, saya sendiri tak pernah menanyakan kepada petugas jaga. Yang jelas, kali itu sehari-hari tampak biasa saja. Tidak menarik perhatian.

Namun, kali ini, saya benar-benar terperangah dan terkesima melihat kali itu terisi air keruh berwarna coklat muda cukup tinggi (Bukan cukup lagi, termasuk gawat itu mah). Menyisakan dinding beton sekitar satu atau dua meter saja. Mudah-mudahan volume air tidak bertambah, bisa bencana nanti.

Tak hanya volume air yang menarik perhatian saya, arusnya pun luar biasa! Dilihat dari permukaan air saja sudah deras, bagaimana di dalamnya? Siapapun yang mengaku jago berenang, rasanya tak mungkin selamat jika sampai tercebur ke dalam sana dan baru kali ini saya lihat arus air seperti itu. Sejurus kemudian, saya jadi teringat bencana alam Tsunami Aceh tahun 2004 silam. “Apakah arus Tsunami Aceh secepat ini? Jika iya, siapa yang bisa lari kalau dikejar air secepat ini? Larinya saja sudah lebih cepat dari pada kecepatan lari saya!” gumam saya dalam hati bercampur kengerian.

Sepuluh menit berjalan kaki, si Ibu penjaja gudeg masih setia nangkring di sana. Alhamdulillah, saya ngga jadi kelaparan. He3He.

Saat menunggu si Ibu membungkus gudeg, tak jauh dari sana, saya melihat deretan orang parkir di tengah jembatan. Awalnya saya pikir mereka juga sedang asik menyaksikan air kali. Ternyata, kata si Ibu, di depan ada banjir.


Karena penasaran, selesai urusan dengan si Ibu, saya dekati kerumunan warga. Banjir itu sungguh fantastis, setinggi paha orang dewasa!

Salah Satu Jalan Yang Tergenang Banjir
Di ujung sana juga terlihat antrian kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat. Beberapa diantaranya terpaksa putar balik. Kalau tingginya segitu, siapa yang berani coba menerobos genangan air? Hanya motor sekelas trail dan mobil sekelas hardtop lah yang bisa lewat. Selebihnya? Mogok di tengah jalan.

Setahu saya, jalan inilah yang sering dilewati oleh kendaraan bermotor. Jalan akses keluar masuk warga. Kalau sudah tergenang setinggi itu, bagaimana warga atau kendaraan bisa lewat (kecuali jalan kaki) ? Berarti bisa dikatakan, warga Perumahan terisolasi?

Hujan lebat baru turun 30 menit, bagaimana jika lebih dari itu? 1 jam mungkin? Mau jadi apa perumahan ini nantinya? Sewa perahu karet atau gerobak untuk angkut motor, bakal laris manis nih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar