Bicara soal minuman hitam
pekat satu ini, rasanya tidak akan pernah habis diperbincangkan. Pasti adaaa..
saja topik baru yang menarik untuk dibahas. Apalagi seperti sekarang ini, mulai
banyak bermunculan berbagai macam cara penyajian. Tidak harus ‘tampil’ panas
saja, dingin juga oke. Dari yang super pahit macam espresso, sampai yang manis
entah apa itu namanya. Pilihan saya masih tetap memuja aliran “oldschool”, pure damn black coffee without sugar! Alasannya? Kalau saya minum
kopi dicampur gula, bukannya ‘ditendang’ malah ngantuk. Tapi tenang, saya masih bisa terima kopi manis kok.
Nah.. salah satu kopi bergula
favorit saya, Kopiko Brown Coffee yang dicampur dengan satu batang kayu
manis! Lho kenapa? Kok bingung? Iya, beneran, dicampur sebatang kayu manis! Kenapa
pula harus Brown Coffee? Saya tidak sedang promosi produk itu, lho. Brown
coffee sendiri kalau tidak ditambah kayu manis, bagi saya itu terlalu manis. Terlalu
giung jadinya. Gigi saya sampai ngilu begitu meminumnya. Tapi, kalau dicemplungin sebatang kayu manis
berukuran kurang lebih 3 sampai 5 cm, rasanya jadi PAS! Saya sendiri juga
bingung, kenapa bisa begitu. Lantas, apakah kayu manis itu juga bisa dicampur
ke kopi lain? Kapal Api atau ayam merak, mungkin? Umm.. menurut saya, rasanya jadi
aneh. Tidak semua jenis kopi bisa KLOP.
Lalu, siapakah gerangan
penemu kreasi dari kopi ini? Ia adalah Ibu saya sendiri, ho3ho. Serunya lagi,
kayu manis itu bisa 2 sampai 3 kali seduh. Satu plastik kayu manis, biasanya dijual
500 perak di pasar. Bagaimana? Sobat tertarik mencobanya? Bukan penikmat kopi
sejati kalau belum mencicipinya...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar