SELAMAT TAHUN BARU 2014 |
Bagaimana acara sobat semalem? Seru? Saya tidak ikut merayakan malam pergantian
tahun, di rumah saja sendirian sambil utak-atik AutoCAD. Kedua orangtua masih
di Surabaya beres-beres rumah persiapan pindahan balik ke Bandung beberapa hari
lagi. Sedangkan my ‘lil brotha Turin
di Jakarta. Info terakhirnya, dia lagi asik praktek bikin wedang ronde –sejenis minuman tradisional yang didominasi rasa jahe
sehingga tubuh terasa hangat-- di kamar kostnya dan hasilnya gagal! Kebanyakan
masukin gula aren alias kemanisan, ha3ha. It’s
OK Brotha, next time you’ll better!
Namanya juga learning by doing, no body
perfect at the first time.
Pergantian malam tahun
baru dua tahun kemarin (2011 ke 2012 dan 2012 ke 2013), saya habiskan di pantai
Sanur Bali bersama kekasihku, Ruth menonton pesta kembang api. Beuhh.. waktu
itu, asap kembang apinya ngga karu-karuan bikin sesak. Tidak hanya itu, ribuan
orangpun berdiri menyemut disepanjang bibir pantai menyaksikan keindahan gemerlap
warna-warni di udara. Tapi, lama lama saya berpikir juga dan merasakan bahwa
ikut-ikutan acara tahun baruan kurang cocok bagi saya yang tidak begitu suka
dengan keramaian.
Atas pertimbangan
itulah, jadinya –semalem-- saya duduk manis di teras halaman belakang rumah
menghadap layar laptop sembari utak atik gambar di AutoCAD sampai jam 23an. Menjelang
detik-detik pergantian tahun, saya sudah berbaring di atas tempat tidur, he3he.
Tumben malam ini ingin tidur cepat, biasanya selama ini suka begadang sampai
shubuh.
Biasanya, tahun baru
identik dengan doa, harapan dan rencana. Sebetulnya saya sendiri kurang
sependapat dengan ‘tradisi’ itu. Berarti semangat dan tujuan hidup kita bergantung
pergantian tahun, dong? Kenapa doa, harapan dan rencana itu ngga dipanjatkan sewaktu
hari biasa?
Saya pikir, umur bumi
semakin lama semakin tua –begitu juga dengan kita yang setiap tahun merayakan
hari ulang tahun--, bertambahnya usia semakin kacau. Lihat saja bencana di
mana-mana, tingkat kriminalitas semakin meningkat, modusnya pun kian
mengerikan. Jika saya baca berita baik itu koran, melihat televisi, maupun
internet, orang jaman sekarang menghilangkan nyawa seseorang sudah seperti
bunuh hewan/binatang saja tanpa kenal belas kasihan atau berpikir panjang. Langsung
main tebas, ngga memandang siapa yang menjadi korbannya. Entah itu orang tua,
saudara/keluarga, anak, rekan kerja, dst. Makin hari, makin biadab. Bahkan beberapa
diantaranya kasus pembunuhan dipicu masalah sepele, seorang anak membunuh orang
tua karena tidak dibelikan sepeda motor baru, seorang anak tewas tenggelam
karena sang ibu asik bbm-an, seorang remaja membunuh ketika cintanya ditolak,
dan lain sebagainya. Duh.. ampun deh. Tidak hanya kriminalitas saja yang ‘sadis’,
bidang ekonomi, persaingan antar perusahaan, tingkat kebutuhan hidup layak,
semua bidang bertambah sulit/susah. Pertanyaannya, sudah siapkah kita bersaing
ketat dengan orang lain? Sudah siapkah kita denga tantangan di masa akan datang?
Mau tidak mau harus SIAP. Siap menerima semua tantangan dan kenyataan yang ada –termasuk
kegagalan, miskin, kalah saing, dst--.
Kalaupun saya didesak
dan ditanya, apa doa, harapan dan rencana di tahun 2014? Sederhana, cuma 3 saja.
Pertama, saya ingin serius kerja dengan hasil yang memuaskan. Kedua, menikah
dan ketiga, menguasai program AutoCAD biar bisa membuka pintu kesempatan saya
masuk ke perusahaan infrastruktur ataupun sejenisnya. Mudah-mudahan tercapai,
AMIN.. AMIN.. AMIN.
Bagaimana dengan doa,
harapan dan rencana sobat di tahun ini?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar